TUBAN, Tugujatim.id – Hampir selama awal 2021 hingga hari ini (06/04/2021), kecelakaan lalu lintas (laka lantas) sering terjadi di Jalur Pantura Tuban, tepatnya di Jembatan Kepet, jalan Tuban-Surabaya, Dusun Kepet, Desa Tunah, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Rata-rata penyebab dari kecelakaan, yakni sopir yang mengantuk saat melintasi jembatan tersebut. Entah itu memang karena kondisi badannya yang kecapekan atau faktor lainnya.
Dua kejadian terakhir, yakni truk box tronton mengalami kecelakaan di Jembatan Kepet, Selasa dini hari (23/03/2021). Diduga karena kendaraan yang dikemudikan Setyo Mudjiono, warga Desa Rayung, Kecamatan Senori, Tuban, merasa ngantuk berat sehingga truk tak terkendali (out of control).
Beruntung dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Hanya saja, truk mengalami kerusakan. Kerugiannya ditaksir sekitar Rp 10 juta.
Laka lantas lainnya baru saja terjadi (07/04/2021) yang dialami kendaraan dengan jenis yang sama, yakni truk box tronton. Kecelakaan tunggal ini terjadi saat truk box yang dikemudikan oleh Iwan Kurniadi, 28, berpenumpang Puji Kurniawan, 28, warga Desa Kalisalak, Kecamatan Lampung, Kabupaten Batang, Jateng, ini berjalan dari arah Surabaya mengirimkan barang ke Jakarta.
Namun, saat di lokasi kejadian, sopir mengaku sudah dalam kondisi ngantuk berat dan kendaraannya sudah berjalan berjalan zig-zag. Pengemudi merasa ngantuk berat dan tidak mendengar klakson yang beberapa kali dibunyikan oleh kendaraan di belakangnya.
Selanjutnya, truk naik ke pembatas jalan Jembatan Kepet hingga akhirnya terguling ke kiri jalan. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam kejadian itu.
Meski begitu, ada fakta lain yang berhasil Tugu Jatim kumpulkan mengapa sering terjadi laka di Jembatan Kepet:
1. Kurangnya Penerangan Jalan Umum (PJU) di Awal Masuk Jembatan Kepet
Menurut keterangan Lilik, warga setempat, pada saat malam hari kondisi pembatas jalan pemisah jembatan dari arah Surabaya–Semarang lumayan gelap. Hal itu mempersulit pengendara untuk melihat kondisi jalan.
2. Tidak Ada Lampu Isyarat
Belum adanya rambu isyarat di sekitar lokasi, membuat kendaraan yang melintasi jembatan kurang hati-hati sehingga dapat membahayakan bagi pengendara.
3. Berdekatan dengan Persimpangan (Pertigaan) Pintu Keluar Desa Genaharjo, Kecamatan Semanding
Lokasi Jembatan Kepet berdekatan dengan pertigaan jalan dari arah Desa Genaharjo. Jadi, masyarakat berharap adanya rambu tersebut untuk meminimalisasi kecelakaan kendaraan.
4. Kecapekan Mengakibatkan Kantuk
Rata-rata penyebab dari kecelakaan yang terjadi di Jembatan Kepet dipengaruhi oleh sopir yang mengantuk. Perjalanan yang jauh harus mereka tempuh sehingga badannya menjadi capek.