Sebelum masuk membahas tips menghindari hoaks, kata hoaks berasal dari berasal dari bahasa Inggris, yakni kata hoax yang berarti tipuan, menipu, berita bohong, atau berita palsu. Arti kata tersebut sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni hoaks yang berarti informasi bohong. Hoaks tidak memiliki landasan kebenaran namun dibuat seolah-olah sebagai serangkaian fakta.
Jadi hoaks dapat diartikan sebagai berita atau informasi yang dibuat seseorang dengan tujuan untuk menyesatkan atau mengalihkan kebenaran. Hoaks bukanlah sesuatu hal yang baru dan awam bagi masyarakat khususnya Indonesia.
Baca Juga: Kala Mahasiswa S3 Asal Blitar Produksi Arang untuk Bertahan di Masa Pandemi
Sebelum menghindari hoaks, ciri-ciri hoaks menurut dewan pers adalah sumber berita tidak jelas, mengakibatkan kecemasan dan kebencia, serta bermuatan fanatisme dan provokatif. Ciri khas lain dari hoaks yang sering kita jumpai di media sosial adalah adanya huruf kapital sebagai pembuka atau penguat informasi (misalnya: PENTING, MOHON DISEBARLUASKAN, HATI-HATI, dll), adanya huruf yang dicetak tebal, banyak tanda seru, dan tidak menyebutkan sumber INFORMASI.
Alat penyeberan hoaks pun bervariasi, ada yang berupa narasi, gambar atau foto, video, dan meme. Konten-konten yang biasa diangkat menjadi hoaks di antaranya adalah agama, politik, etnis, kesehatan, dan bisnis.
Ragam Jenis Hoaks
Ada beberapa jenis hoaks, yakni
- Berita bohong (berita yang dibuat untuk menggantikan berita yang asli dengan cara memasukkan dan memalsukan ketidakbenaran);
- Tautan jebakan atau clickbait (tautan yang judulnya dibuat berlebihan dengan tujuan menarik perhatian masyarakat);
- Bias konfirmasi (kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian sebaiik bukti dari kepercayaan yang sudah ada);
- Misinformation (kesalahan dan ketidakakuratan informasi yang ditujukan untuk menipu;
- Satir (tulisan yang menggunakan humor dan ironi dengan tujuan memberikan komentar terkait suatu hal baru yang ingin dibesar-besarkan);
- Pasca-Kebenaran atau Post-Truth (kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta dengan tujuan membentuk opini publik); dan
- Propaganda (aktivitas menyebarluaskan informasi untuk memengaruhi opini publik). Beberapa jenis hoaks ini tentu sering kita jumpai di Indonesia. Berita bohong merupakan salah satu hoaks yang paling akrab dengan masyarkat.
Baca Juga: Mengintip Film Tilik, Diproduksi Tahun 2018, Viral Tahun 2020
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarkat untuk menghindari hoaks atau bahkan mencegah maraknya hoaks yang tersebar di masyarakat. Pemerintah sendiri telah melakukan beberapa cara di antaranya adalah menyetujui UU ITE, memblokir situs-situs yang menyebarkan hoaks, serta menangkap sindikat penyebar hoaks. Tidak hanya itu saja, ada beberapa komunitas masyarakat yang dibuat dengan tujuan untuk memberikan klarifikasi terkait hoaks dan melningkatkan literasi media.
Faktor Mengapa Hoaks Tetap Berkembang
Apabila berbagai cara telah dilakukan, mengapa hoaks tetap menyebar dengan cepat di masyarakat?. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan hoaks masih terus ada bahkan berkembang.
- Jurnalisme yang lemah (jurnalisme yang lemah menyebabkan konten hoaks terus berkembang karena tidak terbiasa dengan proses verifikasi, cek, dan recheck).
- Ekonomi (faktor ekonomi membuat peredaran hoaks terus ada karena seseorang bisa mendapatkan penghasilan melalui produksi hoaks).
- Internet (kecepatan dan kecanggihan internet dapat membuat hoaks mudah disebarluaskan).
- Pendidikan (rendahnya kualitas pendidikan membuat seseorang tidak bisa menyaring informasi sekaligus bersikap kritis terhadap setiap informasi yang diterimanya).
- Literasi media yang rendah (rendahnya literasi media membuat seseorang cenderung mempercayai sebuah informasi tanpa melakukan verifikasi).
Cara Menghindari Hoaks
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menghindari hoaks?. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh kita semua untuk mencegah sekaligus menghindar dari hoaks:
- Mengecek kebenaran berita sebelum menyebarluaskan;
- Hati-hati dengan judul yang provokatif;
- Mencermati alamat situs atau sumber berita; dan
- Segera adukan pada Kominfo atau instansi terkait apabila menemukan hoaks.
Hoaks bisa dilaporkan melalui fitur di masing-masing media sosial. Misalnya menemukan konten yang mengandung hoaks di Twitter, kita dapat menggunakan fitur Report Tweet untuk melaporkan konten yang yang negatif atau hoaks tersebut. Selain itu kita bisa mengadukan konten negatif atau hoaks kepada Kominfo dengan mengirimkan pesan ke [email protected]. Jadi, tidak sulit bukan untuk mencegah dan menghindar dari hoaks. Ayo segera hindari hoaks atau selamanya terus tercemari.
Penulis: Sindy Lianawati
Editor: Gigih Mazda