Lirik lagu Mesra-mesraannya Kecil-kecilan Dulu
Ba, sementara
Kita mesra-mesraannya
Kecil-kecilan dulu, ya
Tunggu sampai semua mereda
‘Kan kukenalkan
Penampilan hujan di tempat lain
Pemandangan bagus di tempat yang jauh
Bukan yang di dekat rumah saja
Kita ‘kan tangkap
Banyak kejadian yang menarik
Koleksi suasana asyik
Perasaan-p’rasaan yang baik
Cintanya besar-besaran
Meski mesranya kecil-kecilan
Ba, sementara
Kita mesra-mesraannya
Kecil-kecilan dulu, ya
Tunggu sampai semua mereda
Baju pergimu
Jangan kekecilan dulu
Kalau iya, nanti beli baru
Kar’na engkau tiba-tiba besar
Kita ‘kan tangkap
Kejadian yang menarik
Koleksi suasana asyik
Perasaan-p’rasaan yang baik
Cintanya besar-besaran
Meski mesranya kecil-kecilan
Catatan oleh: Rahayu SJ*
Musik adalah bahasa paling emosional yang mampu menggerakkan emosi manusia. Apa pun bisa dituangkan di dalamnya mulai dari perasaan senang, sedih, kegagalan, perjuangan hidup, orang tua, sahabat bahkan mengenai bencana alam dan kritik sosial. Maka tak heran jika musik adalah laboratorium kehidupan manusia. Hal ini sangat bisa dipahami jika musik mampu mewakili perasaan dari masa ke masa. Kapan pun dan di mana pun.
Saya sependapat dengan Djoko Santoso (2022) bahwa musik ditulis dan diciptakan notasinya berdasarkan pengalaman musisi. Lirik yang ditulis baik itu bertema cinta, kritik sosial, kemanusiaan, dan lainnya senantiasa berangkat dari sebuah pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman dari orang-orang sekitarnya. Perenungan dan ide seorang musisi berperan besar dalam sebuah karya seni.
Salmantyo Ashrizky Priadi yang dikenal sebagai Sal Priadi (lahir 30 April 1992) adalah penyanyi dan penulis lagu yang berkarir sejak 2015. Musisi asal Malang itu telah merilis lebih dari 12 lagu. Mulai dari genre pop kontemporer, art pop, folk, r&b, funk, dan sophisti pop.
Berbeda dengan kebanyakan penyanyi, Sal hingga kini bermain dengan ciri khasnya sendiri. Tak dikerdilkan oleh pasar dan algoritma. Lagu-lagunya penuh majas dan makna.
Sal merilis beberapa official music video pada Desember 2022. Salah satu lagunya yang paling saya suka adalah “Mesra-mesraannya Kecil-kecilan Dulu”. Lagu tersebut sempat trending di YouTube pada posisi 16 dan menjadi musik pengiring di berbagai video TikTok. Lagu yang rilis pada 5 Desember 2022 itu kini telah ditonton lebih dari 5.2 juta kali.
Lagu ini liriknya sangat sederhana, namun sungguh mampu membuat air mata mengalir begitu saja. Mesra-mesraannya Kecil-kecilan Dulu merupakan lagu yang Sal ciptakan untuk anaknya, Barat. Lagu untuk anak sulungnya. Sal sungguh manis dalam menceritakan bagaimana perjuangan anak sulung.
Saya jadi ingat film karya Marcella FP yang berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”, penggambaran mengenai anak sulung yang kuat, menyembunyikan perasaannya sendiri, dan bertanggung jawab dengan adik-adiknya.
‘Kan kukenalkan
Penampilan hujan di tempat lain
Pemandangan bagus di tempat yang jauh
Bukan yang di dekat rumah saja
Jika boleh saya maknai sendiri, di bait tersebut Sal memberi gambaran yang tidak muluk-muluk kepada sang anak. Jika biasanya orang tua ingin mengenalkan dunia lengkap beserta isinya, Sal memilih mengenalkan anaknya dengan penampilan hujan dan pemandangan yang baru, bukan hanya di rumahnya saja. Ah, entahlah. Meski saya belum punya anak, mendengarkan lagu ini seolah memosisikan saya menjadi keduanya. Orang tua yang sibuk bekerja dan memberi tanggung jawab pada anak sulungnya atau anak sulung yang harus menjadi orang tua kedua bagi adik-adiknya.
Lagu ini mendapat respons baik dari penikmatnya. Berbagai apresiasi ditulis di kolom komentar sebagai bentuk terima kasih kepada Sal karena telah membuat lagu ini.
Cerita dalam video klipnya persis dengan yang aku alami pada 2012 lalu. Ketika itu, ibu terkena kasus di tempat kerjanya dan harus ditahan, dan aku yang baru lulus SMK pada waktu itu harus mengurusi kedua adik. Dan cuma tinggal bertiga di rumah. Rasanya sepi, gak bisa bebas kaya dulu. Mau main kadang harus bawa adik, bangun harus pagi. Kadang kalau kesiangan, nganter adik sekolah juga kesiangan jadinya. Harus nyuciin semua pakaian, masak, kuliah terbelengkalai jadinya. Dan tidak diteruskan pada saat itu. Belum lagi diomelin keluarga lain yang bertamu ke rumah, karena rumah yang katanya berantakan. Maklumlah, mungkin beres-beres juga gak setiap hari.
Belum harus berbohong sama tetangga, ditanya ibunya ke mana gak pernah keliatan, belum lagi didatangi debtcollector karena ibu masih memiliki utang. Kadang rasanya mau nangis tiap malam, tapi gak boleh berlarut-larut. Kehidupan harus tetap berjalan dan berharap menjadi lebih baik lagi.
Aku sebagai seorang adik sangat amat bersyukur memiliki kakak yang mau berkorban untuk kami adik-adiknya yang mengantikan peran ayah dan ibu dihidup kami. Terima kasih anak sulung, terima kasih untuk para kakak yang sudah mau berjuang.
Lihatlah, betapa lagu bisa melampaui tempat, waktu, dan usia. Dinikmati siapa saja dan dari sudut pandang mana saja.
*Penulis merupakan Mahasiswa IAI Al-Qalam Malang