MALANG, Tugujatim.id – Minggu ketiga pelaksanaan workshop jurnalisme multimedia di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh para santri juga belajar terkait digital marketing, Sabtu (26/3/2022).
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang menghadirkan Account Executive JNE Express Malang, Aqqil Ari N, untuk sharing bersama para santri. Terlebih, pondok pesantren yang berlokasi di Jalan Joyo Agung No 2, Tlogomas, Kota Malang itu juga memiliki program santripreneur.
Santri diajarkan berbagai keterampilan untuk menjadi entrepreneur. Di antaranya dengan produksi dan pemasaran Kopi Sultan, budidaya bunga anggrek, serta pengembangbiakan maggot.
Aqqil mengungkapkan, banyaknya produk yang dihasilkan santri Bahrul Maghfiroh sangat potensial untuk dipasarkan secara digital marketing.
“Yang pertama, punya barang yang di-planing untuk menjadi produk utama. Misalnya, punya kaos sablon, buyer akan tertarik kalau di awal harus ada yang ikonik dari produk itu, apa yang berbeda dari brand lain,” sebutnya.
Selain itu, tambah Aqil, memanfaatkan orang sekitar sebagai agen promosi. Seperti memberi ke teman, jika kualitasnya bagus maka teman tersebut tentu akan merekomendasikan produk kaos itu ke teman yang lain lagi.
Dia juga menegaskan agar produk tidak sampai tertinggal dari tren yang tengah digemari masyarakat. Tren tersebut bisa dilihat di Google Trend atau yang tengah banyak dicari di media sosial.
Tren sosial di tahun 2022, lanjut Aqil, sangat terpengaruh dengan koneksi internet. Persebaran pengguna internet Indonesia, misalnya, saat ini sudah tidak kalah dengan negara-negara lain.
“Misalnya mau liburan, orang langsung mencari di internet. Hal ini juga didukung dengan semakin canggihnya gadget dan juga beragam media sosial,” ungkapnya.
Hal tersebut turut mengubah tren transaksi jual beli. Saat ini, banyak marketplace yang bisa dimanfaatkan penjual dan pembeli untuk bertransaksi.
“Jenis transaksi pun beragam, bisa melalui transfer, dompet digital, dan juga sistem COD (cash on delivery). Di antara hubungan antara penjual dan pembeli, juga ada peran perantara yang sangat berpengaruh,” urainya.
Perantara ini, baik itu marketplace ataupun kurir yang mengantarkan barang dari penjual ke pembeli.
Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh, Prof Dr Ir Muhammad Bisri MS, berharap hasil pelatihan tersebut dapat langsung diterapkan dalam pengelolaan website dan sosial media Ponpes. Sehingga, informasi kegiatan dan inovasi-inovasi santri Ponpes Bahrul Maghfiroh bisa disampaikan ke masyarakat luas.
“Saya mengapresiasi konsep workshop yang tidak hanya sekali datang langsung sudah. Tapi benar-benar ada aplikasi seperti yang teman-teman jurnalis PFI Malang ini lakukan,” tutur mantan rektor Universitas Brawijaya Malang itu.
Korda PFI Wilayah Indonesia Timur sekaligus ketua pelaksana kegiatan, Aris N Hidayat, mengungkapkan tujuan workshop ini sebagai bentuk tanggung jawab PFI untuk menghadirkan informasi yang berkualitas di era digital, baik informasi berupa foto, video, atau berbentuk tulisan.
“Tujuan workshop ini agar teman-teman santri bisa menambah pengetahuan dalam hal jurnalistik. Apalagi saat ini zaman digital, santri harus menyesuaikan dengan itu. Teman-teman nanti bisa mengaplikasikan materi yang akan disampaikan,” terang Aris.
Mengangkat tema Santri 4.0, kegiatan yang didukung oleh JNE Express dan BNI ini tak hanya berlangsung satu hari. Ada tiga kali pertemuan antara pemateri dan santri untuk memaksimalkan proses pelatihan.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim