GRESIK, Tugujatim.id – Banyak mitos bermunculan soal khitan yang beredar di masyarakat sejak dulu. Bahkan, mitos-mitos tersebut banyak dipercaya masyarakat tanpa mencari tahu dulu kebenarannya. Karena itu, dokter bedah di Rumah Sakit Petrokimia Gresik dan Rumah Sakit Graha Husada Petrokimia Gresik dr Caesar Ayuda MKed Klin SpB bakal mengulas mitos dan fakta pasca khitan. Selain itu, dia akan memberikan tips menyembuhan luka khitan yang harus diketahui orang tua.
dr Caesar Ayuda MKed Klin SpB menyebut, mitos pertama yang paling sering terjadi adalah mengonsumsi ayam dan telur pasca khitan dipercaya dapat memperburuk luka, misalnya merasa semakin gatal atau biasa disebut dengan borok.
Faktanya, dia mengatakan, telur dan ayam mengandung protein cukup tinggi yang dapat membantu penyembuhan luka dan memperbarui regenerasi sel sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka pasca khitan. Sedangkan luka gatal yang diderita setelah mengonsumsi telur dan ayam, biasanya disebabkan karena alergi yang diderita si anak.
Untuk mitos kedua, biasanya pasca khitan orang tua akan meminta anaknya untuk tetap tidur-tiduran dan istirahat cukup banyak karena khawatir lukanya tak segera sembuh. Kebiasaan ini membuat anak tidak melakukan aktivitas harian seperti biasanya. Faktanya, hal ini justru akan membuat luka terasa sakit dan penis membengkak.
dr Caesar Ayuda juga membenarkan, anak pasca khitan harus tetap melakukan aktivitas harian dasar seperti biasa, misalkan jalan dari tempat tidur menuju kamar mandi maupun teras rumah.
“Kalaupun ada rasa nyeri, itu sangat wajar. Karena itu, pasien saat pulang diberikan obat antinyeri yang dikonsumsi sesuai petunjuk dari dokter,” katanya.
Peran Orang Tua Dukung Penyembuhan Luka Pasca Khitan
Selain nutrisi dan aktivitas yang memengaruhi percepatan penyembuhan luka pasca khitan, faktor lainnya adalah peran penting orang tua. Ya, orang tua sangat berperan dalam memberikan semangat kepada anak untuk tidak merasa takut dan khawatir dengan luka yang dialami pasca khitan.
Ayah dan ibu juga bisa bergantian untuk membantu memenuhi kebutuhan anak, misalnya dengan memberikan salep pada luka, membantu membersihkan tubuh saat mandi, mengganti celana khitan, atau hal lain yang diperlukan saat pemulihan di rumah.
“Banyak sekali pasien yang kontrol pasca khitan ke rumah sakit dengan kondisi yang kurang bersih yang masih bengkak karena selama di rumah pasien masih sangat ketakutan untuk disentuh (maaf) kemaluannya karena merasa sangat nyeri dan takut,” ujar dokter kelahiran Gresik ini.
Dia melanjutkan, inilah peran orang tua untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan pada si buah hati dalam membantu proses penyembuhan luka.
Orang Tua Bisa Menanamkan Rasa Percaya Diri pada Anak
dr Caesar Ayuda juga memberikan tips sebelum khitan, orang tua memang harus menanamkan rasa percaya diri, keberanian, dan kejujuran kepada anaknya. Orang tua tidak dianjurkan untuk memberikan persepsi yang membohongi anak. Misalnya dengan memberikan alasan bahwa khitan itu tak sakit. Hal itu justru kurang tepat.
Menurut dia, seharusnya orang tua tetap jujur dengan berkata bahwa tetap ada rasa sakit saat dikhitan, tapi dalam skala kecil yang memang harus ditahan. Dengan pengetahuan dasar dan semangat dari orang tua, membuat anak lebih tenang saat menjalankan proses khitan.
Tips selanjutnya, dia mengatakan, berikan informasi sedini mungkin mengenai rasa sakit pasca khitan. Sebab, setelah dilakukan pemotongan kulit pembungkus penis jika bergesekan dengan sarung maupun sesuatu yang lain, rasa nyeri akan dirasakan.
Nah, dengan informasi dan dukungan dari orang tua, hal ini akan membuat anak bisa beradaptasi dengan keadaan yang baru dialaminya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim