SURABAYA, Tugujatim.id – Kamu tertarik dengan kisah para pemuda yang dulunya turut serta dalam membangun dan membentuk sejarah Indonesia? Tugu Jatim memiliki satu tempat di Surabaya, Jawa Timur, yang wajib kamu kunjungi, yakni Museum HOS Tjokroaminoto.
Di tengah modernitas Surabaya yang gemerlap, ada sebuah tempat yang membawa kamu kembali ke masa perjuangan bangsa. Terletak di Jalan Peneleh Gang VII Nomor 29-31, Museum HOS Tjokroaminoto adalah rumah bersejarah yang menjadi saksi bisu pergerakan nasional Indonesia. Museum ini tidak hanya menyimpan kenangan sejarah, tetapi juga memancarkan semangat perjuangan para pemuda bangsa yang layak kamu telusuri. Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!
Jejak Sejarah di Rumah Sederhana
Rumah HOS Tjokroaminoto dulunya adalah kediaman Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, seorang tokoh besar yang memimpin Sarekat Islam, organisasi pergerakan terbesar di Hindia Belanda pada masanya. Meskipun sederhana, rumah ini memiliki peran besar dalam membentuk pemikiran para tokoh nasional. Di sini, Tjokroaminoto tinggal bersama istri, lima anaknya, dan para anak kos yang kelak menjadi tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Baca Juga: Rumah Anggota Polisi di Mojokerto Meledak, Dua Orang Tewas
Rumah HOS Tjokroaminoto terdiri dari sepuluh kamar, termasuk loteng yang sederhana. Bagian depan rumah ditempati keluarga Tjokroaminoto, sementara kamar-kamar belakang dijadikan tempat kos untuk para pelajar. Salah satu tokoh yang pernah kos di sini adalah Ir Sukarno. Kamar kecilnya yang gelap tanpa jendela, hanya beralaskan tikar, menjadi tempat lahirnya gagasan besar yang kelak memerdekakan Indonesia.
Pusat Diskusi dan Perdebatan Pemuda Nasionalis
Kamu bisa membayangkan suasana Rumah HOS Tjokroaminoto di masa lalu, di mana para pemuda seperti Sukarno, Musso, Semaun, Kartosuwiryo, dan Alimin sering berkumpul untuk berdiskusi. Di bawah bimbingan HOS Tjokroaminoto, mereka belajar tentang politik, agama, dan ideologi.
Diskusi-diskusi tersebut membentuk pemikiran mereka, meskipun akhirnya mereka memilih jalan yang berbeda dalam perjuangan. Sukarno menjadi proklamator dan presiden pertama Indonesia, Musso memimpin pemberontakan PKI, Semaun aktif dalam pergerakan komunis, dan Kartosuwiryo mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Semua itu bermula dari diskusi di rumah sederhana ini.
Transformasi Menjadi Museum Sejarah
Seiring waktu, Rumah HOS Tjokroaminoto mengalami renovasi untuk mempertahankan keasliannya. Pada 27 November 2017, Wali Kota Surabaya saat itu Tri Rismaharini meresmikannya sebagai Museum HOS Tjokroaminoto. Saat ini, museum tersebut menjadi tempat bagi kamu untuk menyaksikan langsung peninggalan sejarah, seperti foto, dokumen, buku, dan artefak milik Tjokroaminoto.
Menelusuri Ruangan-Ruangan Bersejarah
Ketika kamu memasuki Museum HOS Tjokroaminoto, nuansa klasik khas Jawa langsung terasa. Pagar kayu hijau dan lantai ubin vintage menyambut kamu di bagian depan. Di ruang tamu, ada kursi dan meja jati kuno, serta rak kayu yang dihiasi foto-foto Tjokroaminoto semasa aktif di Sarekat Islam.
Berjalan lebih jauh, kamu akan menemukan lorong yang memajang koleksi buku, arsip, dan surat kabar lama. Di sini, kamu juga bisa melihat infografis perjalanan hidup Tjokroaminoto. Di lantai dua, ada kamar-kamar yang dulunya dihuni para anak kos, termasuk kamar Sukarno di loteng.
Koleksi Peninggalan yang Menginspirasi
Museum HOS Tjokroaminoto juga memamerkan barang-barang pribadi Tjokroaminoto dan murid-muridnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah setelan baju milik Sukarno semasa muda yang disimpan rapi di lemari kaca. Kamu juga bisa melihat ranjang asli Tjokroaminoto dan istrinya, lengkap dengan perabotan kuno lainnya.
Jam Operasional
Museum HOS Tjokroaminoto buka setiap hari kecuali Senin, mulai pukul 08.00-15.00 WIB. Tiket masuknya sangat terjangkau, hanya Rp5.000 untuk umum dan gratis bagi pelajar.
Perlu diingat bahwa lokasinya berada di kawasan padat penduduk sehingga lahan parkir cukup terbatas. Jika kamu datang pada hari libur, disarankan menggunakan transportasi umum atau kendaraan kecil.
Review Pengunjung
Kritik dan pujian juga dilayangkan beberapa pengunjung yang sudah datang ke Museum HOS Tjokroaminoto melalui ulasan Google Maps. Salah satu kritik datang dari akun @beru** sel** yang menyayangkan lahan parkir yang terbatas serta petunjuk dan informasi mengenai museum ini yang kurang terlihat.
“Rumah HOS Tjokroaminoto merupakan museum dari seorang guru bangsa. Untuk lahan parkir mobil dan motor terbatas. Petunjuk arah dan informasi ke tempat museum kurang banyak dan tidak terlihat,” ujarnya.
Baca Juga: Warga Dengar Dua Kali Ledakan Keras dari Rumah Anggota Polisi di Mojokerto
Di sisi lain, Museum HOS Tjokroaminoto juga mendapatkan pujian dari akun @Abi Kendit yang berpendapat bahwa pemandu dari museum ini informatif dan ramah terhadap pengunjung.
“Tersimpan begitu banyak kisah sejarah dalam sebuah bangunan kecil yang sederhana. Tips, luangkan lebih banyak waktu untuk menikmati berbagai informasi yang tersedia di sini. Guide sangat informatif dan welcome jika kita masih ingin berlama-lama di sini,” pujinya.
Berikut pembahasan mengenai Museum HOS Tjokroaminoto. Bukan sekadar bangunan tua, Museum HOS Tjokroaminoto mencerminkan simbol perjuangan dan pemikiran besar bangsa Indonesia yang lahir dari rumah yang sederhana. Jadi, tertarik untuk mengunjunginya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Ebenhaezer Parningotan Silaban/Magang
Editor: Dwi Lindawati