Ajarkan Life Skill pada Anak Lewat Dongeng
Life skill atau kecakapan hidup perlu dibangun sejak dini. Namun untuk membangunnya pada anak-anak perlu pendekatan berbeda. Salah satunya adalah lewat mendongeng dengan media belajar boneka tali (marionette string puppet).
Tugujatim.id – Sepasang boneka itu bernama Nano dan Nani. Layaknya anak kecil sungguhan, dua boneka itu tampak asyik berlenggak-lenggok di atas panggung. Tak pelak, anak kecil yang menonton di bawahnya terbawa suana yang menyenangkan itu dan ikut menari.
Serunya lagi, Nano dan Nani juga ngobrol dengan anak-anal. Tetapi tentu saja, suaranya tidak berasal dari boneka itu, melainkan dari pria berkacamata yang menggerakkan kedua boneka itu lewat tali string di atasnya.
Itulah potongan video pertunjukan perdana boneka Nano Nani di Pejaten Village, Jakarta Selatan, pada 26 Oktober 2018 silam. Aksi boneka itu diputar kembali dalam program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV yang digagas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation, Rabu (6/4/2022).
Dalam sesi bertajuk Pembelajaran Kecakapan Hidup pada Anak PAUD-SD Melalui Pertunjukan Boneka Tali itu dihadirkan langsung kedua pemrakarsanya, yaitu Aris Ananda selaku Founder Nano Nani Show dan Ryan Shahrezade selaku pendongeng atau storyteller lewat boneka tali.
Boneka tali sebenarnya sudah bukan hal asing. Kita tentu mengenal Si Unyil dan Pak Raden, pertunjukan boneka tali yang pernah jadi program rutin anak di stasiun televisi. Konsep yang sama juga hadir dalam bentuk kesenian Wayang.
Datangnya zaman internet mulai mengikis budaya mendongeng tersebut. Namun, kini ada Nano Nani sebagai generasi barunya. Datang dengan spirit yang sama; membangun generasi emas Indonesia yang berpendidikan dan berkarakter.
Menurut Aris Ananda, Founder Nano Nani Show dan Education Enthusiast & Trainer, boneka tali menjadi salah satu media pembelajaran yang efektif dalam menanamkan life skill. Tak hanya edukatif, boneka tali bisa melatih kemampuan komunikatif anak.
Mengacu pada kurikulum 2013, pengertian life skill terbagi menjadi tiga. Pertama, kecakapan personal (kesadaran eksistensi dan potensi diri), kecakapan rasional (menggali, mengolah infornasi dan memecahkan masalah) dan kecakapan sosial (komunikasi lisan, tulisan, berempati hingga bekerja sama).
”Boneka tali jadi media belajar yang efektif untuk menanamkan life skill bagi anak. Seperti mengenali potensi diri, mengendalikan emosi, menumbuhkan empati, komunikasi hingga memecahkan masalah. Itu sebaiknya diajarkan sejak dini,” jelas Aris.
Selain itu, boneka tali juga menarik karena bisa jadi sosok teman si anak. Di usia anak, memang ada kece derungan untuk menganggap apa yang ada disekelilingnya dijadikan teman bicara, termasuk boneka. Lewat media boneka tali, interaksi seluruh indera anak dapat terangsang secara aktif.
”Kan banyak anak yang tidak mau cerita ke gurunya. Tapi begitu menggunakan boneka tali, si anak mau ngobrol, berinteraksi dan akhirnya cerita. Ini saya kira perlu ditanamkan sejak dini, di tingkat PAUD, TK dan SD,” papar Ryan Shahrezade menjelaskan.
Alumnus Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia itu menuturkan boneka tali dapat menjadi media untuk mentransfer ilmu pengetahuan, kecakapan hidup dan nilai-nilai kehidupan.
Kak Ryan juga sempat memperagakan keahliannya memainkan boneka tali ini. Seluruh anggota tubuh boneka tali bisa digerakkan, sehingga bagi anak akan terasa nyata. Gerakan itu berkat 12 hingga 15 pasang tali yang dikaitkan di semua sendi tubuh boneka.
”Semua sendi tubuh ada tali, mulai di kepala, kaki, punggung, tangan. Kepalanya bisa noleh kiri kanan, nengok ke atas bahkan juga bisa jalan merangkak. Gerakannya bisa lebih kaya lagi kalau ditambahi tali,” ujar dia sembari memperagakan sejumlah gerakan.
Pertunjukan Nano-Nani Show sendiri sudah digagas sejak 2017. Penampilan perdana mereka di Pejaten Village, Jakarta Selatan, pada 26 Oktober 2018 silam bahkan menuai apresiasi positif. Peserta yang datang bahkan mencapai 500 anak datang tiap hari untuk menonton mereka.
Dalam pertunjukan Nano Nani Show, ditampilkan 5 karakter. Ada sepasang sahabat Nano-Nani, ada Amono si bocah usil, Opah Kirmin sebagai sosok profesor yang rendah hati bersama Oraken, robotnya dan Paman Bonbon sebagai sosok orang tua yang bijak.
”Tidak ada sosok antagonis dalam Nano-Nani Show. Semua adegan kecakapan hidup kami tampilkan di setiap pertunjukan oleh 5 karakter ini,” jelas Kak Aris.
Sejak itu, Nano-Nani mulai diundang manggung di sejumlah tempat dan sekolah-sekolah. Pada tahun 2020, Aris dan Ryan menggelar roadshow di 70 sekolah wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Tak hanya itu, Nano-Nani show juga mulai kerap tampil di sejumlah stasiun televisi nasional. Terakhir, hadir menghibur anak-anak pengungsi korban bencana erupsi semeru pada Desember 2021 lalu.
Pertunjukan boneka lucu itu bahkan juga kerap diundang untuk memberi pelatihan kepada para guru dan tenaga pendidik untuk memberikan inovasi pengajaran terhadap siswa didiknya. Dengan begitu, tumbuh kembang anak dari segi kecakapan hidup dapat dipupuk. Baik secara intelektual, sosial, emosional juga spiritual.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim