BATU, Tugujatim.id – Keberadaan kendaraan bermotor dan alat transportasi umum yang kian merebak menjadikan keberadaan alat transportasi tradisional seperti becak dan delman semakin terpinggirkan. Namun, tidak bagi penarik delman atau dokar di Kota Wisata Batu ini yang bernama Suprapto.
Ternyata keberadaan delman atau dokar masih tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan di Kota Batu. Alat transportasi yang menggunakan tenaga kuda itu tetap diminati meski perkembangan teknologi kian pesat.
Namun, sejak adanya pandemi Covid-19 mulai awal 2020, menjadikan kondisi penarik delman kian terpuruk. Suprapto, salah satu pekerja delman di Kota Batu menuturkan, pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan pendapatan yang signifikan.
“Akhir-akhir ini ya agak berkurang pendapatannya. Tapi, alhamdulillah ada saja yang naik delman,” ucapnya.
Suprapto mengatakan, dia tetap konsisten menjalani pekerjaan tersebut karena sudah memulainya sejak 1982 silam. Untuk itu, dia tetap setia pada pekerjaan yang telah memberikan nafkah kepada keluarganya selama 39 tahun silam.
“Meski sepi, setiap hari saya tetap narik delman. Kalau hari biasa saya narik mulai pukul 07.00-12.00. Tapi, kalau Sabtu dan Minggu mulai pukul 06.00-17.00,” tuturnya.
Menarik delman merupakan pekerjaan utama Suprapto dalam mencukupi kebutuhan keluarganya. Suka duka menjalankan delman sudah dia lewati dengan ikhlas dan lapang dada.
Kondisi pandemi Covid-19 pun dia terjang demi tetap dapat menafkahi keluarganya. Suprapto mengatakan, tak jarang dia pulang tanpa membawa penghasilan sama sekali.
Namun, dia merasa bersyukur atas adanya kepedulian Pemkot Batu yang menerapkan program delman gratis di Kota Batu. Dari program tersebut, Suprapto mendapat suntikan penghasilan.
“Kami tiap bulannya diberi Rp 18 juta buat 26 orang. Karena dalam paguyuban ada sekitar 26 orang. Tapi, mulai Januari 2021 diberi Rp 1 juta per delman,” ungkapnya.
Kesempatan itu tentu dia manfaatkan dengan baik, di mana situasi pandemi Covid-19 yang masih berlanjut ini dirasa susah untuk beralih pekerjaan.
Suprapto lantas lebih giat dalam merawat kudanya. Mulai makanan, minuman, pijat refleksi kuda, hingga menjaga kebersihan kudanya, dia perhatikan dengan saksama. Hal itu dia lakukan agar kudanya tetap prima, bersih, serta menarik saat mendapat penumpang.
“Hari biasa gini memang sepi walaupun gratis. Kadang ada 2-4 penumpang per hari. Tapi, kalau hari libur bisa sampai 20-25 kali keliling, sampai kasihan kudanya,” tutupnya. (Mokhammad Sholeh/ln)