MALANG, Tugujatim.id – Kota Malang terus berinovasi untuk berkembang di era serba digital ini. Salah satunya dengan me-launching aplikasi pengolahan data penduduk bernama Sam Gepun Basa.
Sam Gepun Basa (Smart City Malang Gerakan Menghimpun Data Berbasis Dasawisma) adalah program yang diinisiasi oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan (TP PKK) dan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Malang
Namun demikian pendataan Sam Gepun Basa ini masih dipertanyakan keamanannya oleh netizen. Sebab, data yang diminta dianggap terlalu personal dan detail yang diduga bisa beresiko disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggungjawab.
Dilansir dari okenews, program ini bertujuan untuk menghimpun data real dari masyarakat dalam satu layanan dengan harapan dapat menghasilkan informasi terkait keluarga secara akurat dan strategis.
Data yang dihimpun terdiri dari kependudukan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, transportasi, komunikasi informasi, lingkungan, pertanian, perizinan, pemuda olahraga, dan minat baca.
Program ini digadang-gadang bisa mempermudah dalam meningkatkan ketersediaan data yang berbobot dan potensial di era digital. Namun nyatanya pengisian data ini tetap saja meresahkan netizen. Keresahan ini dimulai dari cuitan sebuah akun bernama @tkusumaw81 pada hari Senin (13/06/22) di Twitter. Dia membuka diskusi yang kemudian ditanggapi oleh warga yang merasakan hal sama.
Dia menceritakan awalnya mendapat edaran untuk mengisi formulir Sam Gepun Basa secara manual. Lalu formulir tersebut dikumpulkan lewat RT dan diinput oleh petugas administrator TP PKK. Dia menilai, ini hal yang riskan karena data beresiko akan bocor bila diberi lewat perantara RT.
Yang mengherankan lagi, menurutnya, pengajuan pertanyaannya dinilai terlalu personal dan rinci. Beberapa pertanyaan berupa nama media sosial, berapa jumlah kepemilikan barang elektronik seperti handphone, TV, komputer, pinjaman pribadi, hingga yang tidak terkira seperti jumlah tanaman yang dimiliki pun dilontarkan.
Menilik hal ini, dia khawatir data yang diisi nanti akan disalahgunakan oleh orang tidak bertanggung jawab. Hal juga disetujui oleh netizen @pussmeaw.
“Iya nih, kapan hari saya juga disuruh RT buat ngisi tanpa ada penjelasan, pokoknya ngisi dan wajib. Pas cari info, intinya disuruh ngisi data penduduk secara digital biar mempermudah akses. Lah? Saya sih mikirnya ngapain ngisi, selama ini Pemkot (Malang) tidak punya database penduduknya?,” tulisnya merasa keheranan.
Netizen lain juga menganggap data dari BPS yang sudah ada sejak dulu sudah cukup untuk mengakses database penduduk. Jika mendata kependudukan daerah lagi, nantinya bisa memungkinkan data pusat dan daerah tidak sinkron. Oleh karena itu, program ini dianggap kurang efisien.
Akun @yusufgunawan juga beropini bahwa harusnya ada penjelasan SOP dari Pemkot Malang terkait pengisian data Sam Gepun Basa ini. Sosialisasi dan jaminan akan keamanan data juga diharapkan bisa digencarkan oleh pihak terkait.
Selain itu, surat tugas dan kejelasan apakah pengelola data dari PKK sudah disumpah untuk menjaga kerahasiaan atau belum, kemudian harus ditransparansikan ke masyarakat agar dapat dipercaya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim