MOJOKERTO, Tugujatim.id – Jemaah haji asal Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, telah tuntas melaksanakan ibadah haji 2023. Setelah melakukan rangkaian haji di Tanah Suci, empat kloter asal Bumi Majapahit yaitu kloter 81, 82, 83, dan 84 telah mendarat kembali ke Tanah Air pada Kamis (3/8/2023).
Pada pelaksanaan haji tahun ini, tiga jemaah yang tergabung dalam kloter Kabupaten Mojokerto wafat. Dua jemaah wafat di Tanah Suci, sedangkan satu jemaah wafat ketika dalam perjalanan pulang ke Tanah Air.
Jemaah yang meninggal di Tanah Suci pada Jumat (7/7/2023) adalah Murzuq. Jemaah asal Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang tergabung dalam kloter 81 ini menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit King Faisal, Makkah, Arab Saudi. Almarhum meninggal dunia setelah mendapat perawatan akibat penyakit liver dan ginjalnya kambuh.
Jemaah lain yang juga wafat di Tanah Suci adalah Khoiroh binti Madelani. Jemaah haji asal Sawo, Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, ini menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit An-Noor, Makkah, Arab Saudi, pada Selasa (11/7/2023), pukul 22.10 Waktu Arab Saudi (WAS).
Sebelum wafat, almarhumah Khoiroh mengaku sempat menderita sakit berupa batuk pasca melaksanakan rangkaian ibadah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Selain mengeluh sakit batuk, pada 9 Juli 2023 malam hari, almarhumah Khoiroh juga mengeluhkan sulit bernafas karena sesak napas.
Jemaah ketiga yang meninggal dunia adalah Mahmudah. Jemaah dari kloter 82 ini menghembuskan nafas terakhirnya saat berada di pesawat. Almarhumah Mahmudah meninggal dunia tak lama setelah pamit ke toilet pesawat.
Hal ini telah dikonfirmasi oleh Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Kabupaten Mojokerto M Zainut Tamam. Selain tiga jemaah, Tamam melanjutkan bahwa terdapat 13 jemaah yang pulang terlebih dahulu. “Sebanyak tiga orang wafat, lalu 13 orang pulang lebih dulu,” kata Tamam, pada Minggu (6/8/2023).
Jemaah yang pulang terlebih dahulu mayoritas disebabkan faktor kesehatan. Tak hanya itu, jemaah lanjut usia atau lansia memilih pulang terlebih dahulu karena faktor fisik yang kurang mendukung. “Seringnya yang pulang lebih dulu karena kesehatan. Tentu setelah mendapat rekomendasi dari tim medis dan ketua kloter,” tandas Tamam.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti