KEDIRI, Tugujatim.id – Produksi nanas di Kabupaten Kediri masih perlu dikembangkan terutama jenis PK 1 yang merupakan komoditas unggul. Terbatasnya bibit menjadi kendala utama bagi pengembangan nanas di lereng Gunung Kelud tersebut.
Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Holtikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, Vinorita, mengatakan bahwa saat ini nanas jenis PK 1 di Kecamatan Ngancar produksinya masih rendah. Hanya ada 8 hektare lahan nanas berjenis unggul ini.
Dia mengungkapkan tidak adanya peningkatan luasan lahan nanas jenis PK 1 tersebut karena bibitnya masih sulit didapat oleh petani. Selain harganya yang mahal, jumlah anakan dalam satu tanaman nanas jenis itu juga hanya satu. Ini yang membuat bibitnya sedikit dan mahal.
“Lumayan mahal ya, satu tanaman harganya Rp 8.500,” ungkap Vinorita, Rabu (2/3/2022).
Vino, panggilan akrabnya, menjelaskan untuk mengatasi hal tersebut pemerintah telah melakukan pelatihan kepada kelompok tani di Kecamatan Ngancar, yaitu cara membuat bibit dengan stek batang. Hal ini agar jumlah bibit yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan mengunakan anakan.
“Karena satu tanaman hanya satu anakan, maka caranya adalah dengan teknik stek batang. Jadi setiap potongan bisa tumbuh jadi tanaman. Saat ini masih satu kelompok tani yang bersertifikasi untuk menjadi penangkar bibit nanas PK 1,” tambahnya.
Kecamatan Ngancar merupakan sentra produksi nanas di Kabupaten Kediri. Sementara nanas jenis PK 1 adalah buah khas lereng Gunung Kelud. Hal itu juga disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi lahan nanas tersebut pada Minggu (27/2/2022) lalu.
Dia mengungkapkan bahwa buah nanas PK1 di lereng Kelud mempunyai kualitas rasa yang luar biasa. Dapat langsung dikonsumsi, terlebih apabila dikupas dan diiris tipis-tipis di tempat penjualnya, rasanya segar dan manis.
” Ternyata bisa dimakan seperti melon,” ungkap Gubernur Jatim itu.