TUBAN, Tugujatim.id – Setelah melakukan survei dan pengkajian, tim Geofisika BMKG Nganjuk menjelaskan soal amblesnya tanah pekarangan di Tuban. Ada tiga kesimpulan sebagai penjelasan dari survei tersebut.
Pertama, frekuensi natural (f0) di sekitar area amblesan tanah diperoleh nilai 5.641 Hz dan faktor amplifikasi (A0) di sekitar area amblesan diperoleh nilai 7.36.
Kedua, berdasarkan nilai f0 tersebut dapat disimpulkan jenis batuan di area amblesan merupakan jenis batuan II, karena memiliki nilai 4-6,67. Artinya, area tersebut merupakan batuan alluvial dengan ketebalan 5 m.
Terdiri dari pasir berkerikil, lempung keras berpasir, tanah liat, lempung dan sebagainya. Sehingga apabila ada goncangan yang kuat seperti goncangan gempa bumi akan mudah rapuh dan ambles.
Ketiga, berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai indeks kerentanan seismik (Kg) di area amblesan sebesar 9.602.
Selain hasil survei mikrotremor dengan menggunakan alat TDS portable, BMKG Nganjuk juga memberikan saran terkait permasalahan ini, di antaranya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kondisi batuan di area amblesan, mengingat rekahan semakin melebar.
Kemudina, perlu melakukan pengukuran geolistrik oleh pihak yang berwenang dalam hal ini Badan Geologi Provinsi Jawa Timur untuk mengetahui ketebalan lapisan batuan di area amblesan. Untuk sementara waktu masyarakat diimbau tetap tenang dan menjauhi area amblesan tersebut.
“Perlu dibuatkan pagar keamanan untuk mengantisipasi masyarakat agar tidak mendekati area,” tulis Kepala Stasiun BMKG Nganjuk, Sumber Harto.
Untuk diketahui, fenomena alam berupa tanah ambles yang sering disebut “sink hole” terjadi di kawasan ring satu operasional PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, tepatnya di Dusun Dermo, Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Kamis (19/05/2022).
“Tanah yang ambles ini dengan diameter kurang lebih 30 meter dan kedalaman air 1,5 meter,” ujar Kapolsek Jenu, AKP Gunawan Wibisono.
Dia mengatakan, fenomena tanah ambles ini kali pertama diketahui seorang penggembala sapi bernama Rasi. Warga setempat saat itu merasa kaget karena ada kubangan besar dan terdapat genangan air yang sebelumnya kondisi ladang pertanian itu datar atau tidak berlubang.
“Sebelumnya tanah yang ambles ini banyak rerumputan, dan kondisi tanahnya datar dan tidak berlubang,” tegas AKP Gunawan, panggilan akrab kapolsek Jenu.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim