TUBAN, Tugujatim.id – Penjual selongsong ketupat atau ketupat kosong banyak ditemukan di Pasar Tuban, Jawa Timur menjelang perayaan kupatan. Tradisi memasak ketupat telah menjadi bagian budaya yang tidak terpisahkan menyambut momen Lebaran Idulfitri.
Selongsong ketupat dengan berbagai macam bentuk dan ukuran, dari terkecil hingga besar ditawarkan di pasar-pasar tradisional. Beragam pilihan dijajakan, untuk memenuhi selera para konsumen, baik berbahan janur atau daun muda kelapa maupun lontar atau daun muda buah Siwalan.
Pedagang selonsong ketupat, Parsikin mengaku permintaan daun lontar maupun janur sebagai bahan ketupat terus meningkat. Ia mengaku sudah mulai berjualan sejak empat hari lalu sampai dengan hari ini telah menjual sekitar 200-an ikat atau 2000 selonsong ketupat.

“Alhamdulillah permintaan lumayan banyak. Ini sudah hampir 200-an ikat. Per ikatnya dengan isi 10 biji selongsong dijual Rp25 ribu,” kata Parsikin, saat ditemui Tugu Jatim, Senin (15/4).
Kenaikan permintaan Selongsong Ketupat juga diungkapkan oleh Abdul, seorang pedagang keliling. Walaupun permintaan tidak sebesar tahun lalu, namun penjualan Lebaran tahun ini cukup signifikan menambah penghasilan dagangnya.
“Ini peluang bagus buat kami para pedagang,” ujarnya tersenyum.
Sementara Musliyani, pembeli asal Desa Gesing, Kecamatan Semanding, mengaku lebih memilih membeli lembaran daun lontar. Keluarga nantinya akan membantu menganyam selongsong secara bersama-sama.

“Kan bisa buat (menganyam) ketupat sendiri mas. Jadi beli lembarannya saja, per 20 lembar dihargai R25 ribu,” ucapnya.
Tradisi Kupatan sendiri biasa digelar seminggu atau tujuh hari setelah Idulfitri, kendati sebagian juga telah memasak ketupat bersamaan Hari Raya Idulfitri. Karena itu, selongsong ketupat banyak dijajakan menjelang hari perayaan di pasar tradisional, warung kelontong, bahkan toko swalayan.
Reporter: Mochamad Abdurrochim
Editor: Darmadi Sasongko