PASURUAN, Tugujatim.id – Insiden dua pesawat TNI AU jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11/2023), sempat menghebohkan warga sekitar. Jatuhnya dua pesawat TNI AU berjenis Super Tucano ini diiringi dengan suara ledakan yang terdengar dari jauh.
Salah satu warga yang dikagetkan dengan jatuhnya pesawat latih TNI AU itu adalah Slamet (65), warga Desa Keduwung, Kecamatan Puspo.
Pria itu mengaku bahwa dirinya sempat mendengar ledakan besar. Suara ledakan terdengar sekitar pukul 11.00 WIB, di mana kala itu dia tengah bersiap-siap untuk menunaikan ibadah salat. “Krungu (dengar) suara ledakan, blem, dari jauh, pokoknya pas hampir azan duhur,” ujar Slamet.
Rumah pria yang tinggal bersama anak dan cucunya ini berada di jarak yang cukup jauh dengan lokasi jatuhnya salah satu pesawat TNI AU di bawah tebing Desa Keduwung. Diperkirakan jarak antara rumahnya dengan lokasi kejadian berjarak tidak kurang dari 15 kilometer. “Kedengarannya memang ndak (tidak) keras, tapi saya sama cucu langsung keluar semua,” ungkapnya.
Slamet juga menyebut bahwa sebelum insiden maut itu terjadi, ia sempat melihat ada empat pesawat yang mondar-mandir di angkasa. Dia tidak mengetahui pasti, dalam rangka kegiatan apa empat pesawat latih TNI AU ini terbang di atas areal desanya.
Penasaran, dia bersama keluarganya sempat ke lokasi untuk memastikan apa yang terjadi. “Sempat kelihatan ada empat pesawat, terus dua pesawat yang jatuh.” ungkapnya.
Hal senada disampaikan warga lainnya, Paiman (35). Pria yang bekerja sebagai petani kentang ini mengaku dikagetkan saat tengah bekerja ketika salah satu pesawat TNI AU jatuh.
Menurutnya, suara ledakan akibat jatuhnya pesawat latih ini sangat keras. “Saya sedang menanam kentang, ada pesawat, lalu jatuh meledak, jediar suaranya,” ucap Iman.
Iman juga menyebut bahwa sebelumnya dia juga sempat melihat ada sejumlah pesawat yang terbang di atas langit. Dia tidak tahu pasti bagaimana pesawat itu jatuh, namun dia mengakui bahwa kondisi cuaca kala itu memang berkabut. “Pas ada pesawat-pesawat iti kabut memang,” ungkapnya.
Ia juga sempat khawatir mendekat apabila terjadi ledakan susulan. Namun, ketika dirasa telah aman, dirinya bersama warga ikut mengevakuasi dua jenazah korban yakni Mayor Pnb Yuda A Seta dan Kolonel Pnb Subhan yang sempat menaiki pesawat Super Tucano TT-3103.
“Lokasinya jauh sekali, kalau jalan butuh tiga jam. Ngelewati tiga tebing jurang,” pungkasnya.
Sebelumnya, jatuhnya dua pesawat TNI AU terjadi pada Kamis (16/11/2023) siang, sekitar pukul 11.00 WIB. Dua pesawat itu jatuh di dua lokasi berbeda.
Lokasi pertama tempat jatuhnya pesawat dengan nomor ekor TT 3013 berada di bawah tebing kawasan Perhutani di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo.
Adapun lokasi kedua jatuhnya pesawat dengan nomor ekor TT 3111 berada di Bukit Kundi. Tepatnya di perbatasan antara Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo dengan Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan.
Insiden pesawat latih TNI AU yang jatuh ini memakan korban jiwa empat orang perwira TNI AU yang berdinas di Lanud Abdurrahman Saleh Malang yakni Letkol Pnb Sandhra Gunawan, Kolonel Adm Widiono, Mayor Pnb Yuda A Seta, dan Kolonel Pnb Subhan.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti