BOJONEGORO, Tugujatim.id – Pelaksanaan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2021 mengharuskan peserta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, namun beberapa persyaratan tersebut justru dikeluhkan masyarakat karena dianggap cukup memberatkan.
Sebelumnya, Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah mengumumkan bahwa peserta CPNS yang lolos tahap administrasi dapat mengikuti tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang akan dilakukan pada 2 September mendatang.
Dalam pelaksaannya, peserta harus memenuhi syarat, salah satunya melakukan swab test PCR kurun waktu maksimal 2×24 jam atau rapid test antigen kurun waktu maksimal 1×24 jam dengan hasil negatif/non reaktif.
Namun hal tersebut justru dikeluhkan beberapa peserta tes SKD CPNS 2021. Diah, salah satu calon peserta tes dari Bojonegoro mengaku keberatan dengan adanya persyaratan wajib swab tes antigen maupun PCR yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan tes SKD, menurutnya untuk tes PCR harganya cukup mahal.
“Saya merasa persyaratan utama yang mewajibkan test PCR maupun swab test itu sangat memberatkan, apalagi di Bojonegoro sendiri harga test tersebut cukup mahal,” tuturnya kepada Tugu Jatim, Rabu (25/08/2021).
Selain itu, pengguna akun sosial dengan nama Nindia juga ikut berkomentar kolom instagram postingan cpnsindonesia.id, ia menyebut keberatan melakukan test PCR maupun Antigen karena harga yang cukup mahal.
“Untuk biaya transportasi aja masih mikir-mikir, ini sekarang harus pakai swab antigen/PCR lagi,” tulisnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi Paratur (BKPP) Bojonegoro, Joko Tri Cahyono mengatakan, pelaksanaan tes PCR ataupun swab menjadi tanggung jawab pribadi.
“Pelaksanaan test ini menjadi kewajiban para peserta, jadi pihak terkait tidak menganggarkan dana untuk pelaksanaan tes tersebut,” katanya.
Sementara, kata dia, untuk panitia dari BKD Bojonegoro sendiri sudah ditanggung oleh pemkab, jadi kita pelaksanan swab nya mengikuti dari Dinas Kesehatan.
Joko menuturkan bahwa persyaratan kali ini memang menjadi pro kontra antara banyak peserta terkait pelaksanaan vaksinasi maupun swab tes/PCR.
“Saya juga melihat di beberapa sosial media salah satunya dari twitter banyak yang pro kontra terkait persyaratan ini, tapi ya mau bagaimana lagi, memang persyaratan ya begitu,” pungkasnya.