TUBAN, Tugujatim.id – Musim kemarau tahun ini memberikan berkah bagi petani padi di Kabupaten Tuban. Sebab, mereka full senyum dengan hasil panen yang melimpah dan harganya pun ikut tinggi. Selain itu, harga gabah juga ikut terkerek.
Seperti yang dialami petani di Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban. Salah satu petani yang semringah, Edi, 31, mengatakan, musim kemarau tidak terlalu pengaruh pada lahan sawahnya. Sebab, lahannya mendapatkan aliran irigasi sungai. Tidak hanya itu, di sekitar area sawahnya pun sumur bor mudah didapatkan.
“Kalau di sini tidak terlalu khawatir kekurangan air, Mas. Sebab, ada irigasi juga sumur bor,” ucapnya.
Edi juga mengaku, tiga petak sawah yang saat ini digarapnya mampu menghasilkan hingga 3 ton gabah kering panen (GKP). Sementara itu, ketika musim hujan hanya mencapai 2 ton saja.
“Hasil panen lebih bagus sekarang daripada kemarin. Kalau musim hujan, hasil panennya menurun, terus harganya juga turun,” terangnya.
Tidak hanya hasil produksi yang melimpah, harga gabah pun tinggi. GKP dihargai di kisaran Rp6.000–Rp 7.000 per kilogram. Harga ini dirasa sangat menguntungkan petani untuk mempersiapkan modal musim tanam ke depan.
Sementara itu, salah satu tengkulak Anoto menjelaskan, saat ini dirinya kesulitan mencari gabah dari petani. Selain membutuhkan modal yang besar karena harga gabah yang mahal. Pun hanya sedikit petani yang bisa panen pada musim kemarau saat ini.
“Akhir-akhir ini sulit karena kekeringan. Harga dulu sebelum kekeringan Rp5.500, sekarang 7.500 bisa naik lagi juga. Pengaruhnya kemarau panjang, ditambah panennya pun cuma sedikit,” ujarnya.
Meski kenaikan harga gabah banyak dikeluhkan para pedagang di pasar, petani berharap agar harga gabah tetap berada di harga saat ini. Bagi dia, sudah waktunya petani yang diuntungkan.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati