PASURUAN, Tugujatim.id – Di tengah merebaknya wabah penyakit kuku dan mulut (PMK), banyak peternak di Kabupaten Pasuruan yang menolak ternaknya divaksin. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Diana Lukita Rahayu menjelaskan penolakan vaksin PMK tersebut sebagian besar berasal dari para peternak sapi potong.
Dia mengatakan, para peternak waswas sapinya yang sehat akan menjadi sakit usai vaksin PMK. Bahkan, beredar kabar miring di kalangan peternak kalau sapi yang sehat bisa mati akibat divaksin.
“Rata-rata mereka takut kalau divaksin justru sapi-sapinya sakit dan mati,” ujar Diana pada Minggu (03/07/2022).
Selain itu, sebagian peternak juga punya anggapan jika sapinya divaksin justru tak laku. Menurut Tamam, 45, seorang pedagang sapi di Pasar Hewan Grati, para peternak khawatir pembeli tidak mau beli sapi yang vaksin PMK karena dianggap sebagai ternak yang sakit.
“Peternak yang di desa-desa takut katanya kalau sapi disuntik itu nggak payu (laku) karena dianggap pembeli sama dengan sapi sakit,” ungkap Tamam.
Meski begitu, pihak dinas peternakan dan kesehatan hewan menyatakan tidak bisa memaksa para peternak untuk mau ternaknya divaksin. Menurut Diana, program vaksinasi PMK bersifat sukarela dan diberikan secara gratis kepada para peternak yang mau ternaknya disuntik.
“Kalau ditolak, kami tidak bisa maksa. Apalagi momennya jelang Idul Adha. Banyak peternak yang ingin dapat untung. Mau tidak mau itu yang harus kami pahami,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim