TUBAN, Tugujatim.id – Peternak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kecewa dengan penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Mereka menganggap Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Tuban lambat menangani PMK.
“Sangat lamban. Entah apa yang dilakukan dinas selama ini,” ucap Ihsanul Beni Pemuda, warga Dusun Koro, Desa Pompongan, Kecamatan Merakurak, Tuban, usai mendatangi kantor DKP2P Tuban, pada Senin (6/3/2023) siang.
Kata dia, selama 10 hari terakhir, 12 sapi di dusunnya mati diduga terjangkit PMK. Di mana salah satunya merupakan sapi miliknya yang mati pada Minggu (5/3/2023).
Tak hanya itu, kata dia, saat ini ada sekitar 50 ternak sakit dan belum mendapat penanganan dari dinas terkait.
Padahal sebelumnya, ada pendataan vaksinasi hewan ternak pada Agustus 2022. Namun hingga saat ini, belum ada tindak lanjutnya.
“Makanya kami wadul ke dinas. Apa yang disampaikan dinas lewat kabid kesehatan hewan terkait sudah ada vaksinasi di tempat tinggal kami, itu bohong. Belum ada itu,” paparnya dengan penuh emosional.
Dia menjamin bahwa tak ada satupun ternak di Dusun Koro yang mendapat vaksin. Padahal pemerintah daerah mengklaim 92 persen ternak di Kecamatan Merakurak telah divaksin.
“Dalihnya sih, dulu Koro zona hijau sehingga tidak ada penanganan. Padahal harusnya, walaupun zona aman, ya dikasih penyuluhan, kalau ada penyakit (PMK) ini tindakannya, pengobatan, maupun dan lain sebagainya,” ucapnya.
Sekretaris DKP2P Tuban, Edy Sunarto berjanji akan menindaklanjuti keluhan para peternak itu. Mulai dari vaksinasi hingga penyuluhan ke Dusun Koro. “Kita akan tindaklanjuti. Saya sendiri akan mengeceknya,” ujarnya.
Edy mengungkapkan, selama ini yang menjadi kendala dari DKPPP Tuban dalam penanganan PMK adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan hewan. “Sehingga ini menjadi perhatian kami,” pungkasnya.