MALANG, Tugujatim.id – Siapa yang menyangka, nama Avdavin Syauqi kini menjadi perbincangan netizen di media sosial (medsos). Hal itu karena video aksinya melompati tangga gedung sekolah dengan cara menggunakan papan luncur atau skateboard berjalan mulus.
Video aksi Avdavin Syauqi ini viral pasca sang ayah mengunggahnya melalui akun medsos Instagram @endik_79. Aksi melompat dengan papan seluncurnya dengan melewati tangga di sekolah itu mendapat sorakan dari guru dan para siswa.
Pasca diunggah, video pendek Avdavin Syauqi yang telah beredar luas itu mendapatkan banyak perhatian netizen. Bahkan, video aksi Davin telah ditonton lebih dari 1,5 juta kali dan mendapatkan komentar 731 kali.
Apalagi salah satu brand besar skateboard, yakni Vans Indonesia, sempat berkomentar untuk men-support Davin secara penuh.
Ya, Davin merupakan siswa SMPN 6 Kota Malang yang memiliki prestasi apik di sejumlah kejuaraan skateboarding di tanah air. Davin didampingi guru dan kepala sekolah saat ditemui di sekolahnya, Selasa (31/10/2023), menceritakan bagaimana dia terkejut setelah melihat videonya viral dan mendapatkan banyak apresiasi dari masyarakat.
Kepada Tugu Jatim, Davin menceritakan, jika aksi tersebut sengaja dilakukan usai upacara bendera pada Senin lalu. Davin diketahui baru meraih medali perak di ajang Pekan Olahraga Provinsi Jatim (Porprov) VIII pada September 2023.
“Pihak sekolah minta saya bawa medali dan coba bermain skateboard di sekolah. Itu setelah saya menang Porprov Jatim 2023,” ujar Davin, Selasa (31/10/2023).
Setibanya di sekolah dengan medali dan papan skateboard yang dibawa, Davin meminta izin ke pihak sekolah untuk mencoba trik dengan melompati tangga gedung sekolah yang cukup tinggi menuju lapangan.
Saat berhasil landing di lapangan dengan papan seluncurnya, sontak seluruh guru hingga siswa berteriak atas keberhasilan Davin.
“Waktu itu main di lapangan, terus ayah ngomong ke guru untuk main dari gedung TU lompat melewati tangga ke lapangan. Setelah diperbolehkan, saya coba tiga kali dan akhirnya berhasil,” ungkapnya.
Saat ini Davin duduk di bangku kelas 9 SMPN 6 Kota Malang. Anak dari pasangan Endik dan Suci ini bukanlah keturunan yang lahir dari keluarga atlet. Sang ayah saat ini bekerja sebagai satpam di salah satu rumah sakit swasta di Kota Malang dan sang ibu bekerja sebagai guru TK di Kota Malang.
Dalam dunia skateboard, Davin telah tertarik dan belajar olahraga ekstrem tersebut sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Awalnya dia tidak tertarik dengan dunia skateboard, tapi sejak diajak oleh keluarganya ke Alun-Alun Kota Malang, Davin melihat sejumlah anak tengah bermain skateboard.
Saat itulah, Davin mulai tertarik dan akhirnya dibelikan papan skateboard ala kadarnya oleh orang tuanya.
“Awalnya tidak terlalu tertarik. Terus diajak lihat anak-anak main di alun-alun. Gak lama beli papan, nyoba-nyoba dan akhirnya pertama main di Merjosari dan ikut skate school di situ,” jelasnya.
Setelah itu, dia terus belajar dan mahir hingga berpindah sekolah skate di tempat lain, yakni Apocalypse Skate Malang. Dari situ, berbagai kegiatan rutin dia tekuni hingga akhirnya mampu menjadi atlet skateboard muda profesional kebanggaan Kota Malang.
“Senangnya ya dapat sponsor hingga saat ini,” ungkapnya.
Davin juga menceritakan jika dunia olahraga ekstrem itu tidak serta merta membuatnya mulus. Beberapa cedera sempat dialaminya, mulai tangan, kaki, engkel, hingga lutut.

“Kalau cedera ya sering. Paling parah ya tangan ini lama sembuhnya. Tapi gak kapok, karena saya punya cita-cita,” tuturnya.
Davin juga mengatakan, ada dua atlet skateboard yang menjadi idolanya. Pertama, dari Indonesia ada Sanggoe Tanjung dan atlet skateboard luar negeri bernama Louie Lopez.
“Ya kalau cita-cita ke depannya, saya ingin jadi atlet SEA Games dan Asian Games untuk Indonesia,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 6 Kota Malang Musthafa menyebut bahwa pihak sekolah sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Davin. Apalagi jika kegiatan itu membuat nama sekolah juga terangkat.
“Ini merupakan prestasi luar biasa bagi siswa kami. Pihak sekolah sangat support apa yang dia miliki,” ungkapnya.
Tidak segan-segan pihak sekolah juga memberikan kelonggaran belajar ketika Davin harus berlomba di berbagai kegiatan regional, nasional, maupun internasional.
“Kami beri kelonggaran saat dia melakukan pertandingan luar kota. Olahraga ini kan gak semua anak mampu, tapi ini Davin luar biasa bagi kami dan mampu menunjukkan prestasi,” bebernya.
Di sisi lain, Musthafa menuturkan meski kesibukan Davin dalam olahraga sangat baik, prestasi akademiknya juga cukup baik. Menurut dia, Davin selama ini mampu membagi waktunya dan tidak pernah telat mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
“Gak masalah. Dia tidak kalah dengan siswa lain. Tugasnya juga selalu dikerjakan. Dia bisa membagi waktu kapan belajar, kapan bermain, dan kapan berlatih,” ujar mantan Kepala SMPN 22 Kota Malang itu.
Writer: Yona Arianto
Editor: Dwi Lindawati