SURABAYA, Tugujatim.id – Tahap awal proyek kereta listrik Surabaya Regional Railway Line (SRRL) menghubungan Sidoarjo – Surabaya menelan biaya sebesar Rp3 Triliun.
Ervan Maksum, Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/ Bappenas mengatakan, biaya awal proses pengerjaan kereta listrik Sidoarjo – Surabaya ini mengunakan anggaran pemerintah melalui sistem pinjaman lunak.
“Pertama pemerintah yang sanggup untuk Rp3 triliun. Menggunakan loan, pinjaman lunak selama disperiode dengan tenor yang panjang,” kata Ervan Maksum di Surabaya pada Rabu (7/2/2024).
“Lintasan pertama dari Sidoarjo ke Surabaya-Gubeng. Nanti dilanjutkan ke Pasarturi, berikutnya ke Gresik, Lamongan, kita bertahap,” kata Ervan.
Diperkirakan, dari proyek kereta listrik double track ini akan rampung dan bisa peroperasi di tahun 2029. Saat ini masih dalam tahap lelang.
“Tahun 2024 ini kita lakukan namanya internasional bidding, pelelangan. Ini butuh waktu sekitar 6 bulan setelah itu baru pelaksaan pengerjaan. Kita targetkan 2029 sudah running,” ujarnya.
Kereta cepat SRRL akan menjadi bagian dari sustainable urban mobility plan yang akan terus berlanjut pembangunannya hingga tahun 2050.
Rencananya, kereta listrik ini mampu menampung 100 Ribu orang per hari. Sementara jarak Sidoarjo ke Surabaya sejauh 27 kilometer akan ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit.
“Sekarang ini bisa menampung (kereta) diesel itu 7000 per hari, (kereta listrik) bisa 100 ribu orang per hari,” imbuhnya.
Sehingga, jika proyek ini terealisasikan, maka akan mengurangi transportasi massal dari Sidoarjo ke Surabaya dengan okupansi 100 orang setiap harinya.
Terpisah, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengatakan jika pembahasan proyek SRRL sebagai langkah Pemerintah Pusat yang berkerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk mengatasi mobilitas masyarakat.
“Ada 10,5 juta perjalanan lalu lintas di Surabaya Raya dan 1,6 juta perjalanan commuter setiap harinya. Ini yang harus kita pikirkan masa depannya,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko