Tugujatim.id – Acara puncak perayaan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) ke-99 digelar di Ponpes Syaikhona Moh Cholil Bangkalan, Madura, Kamis (17/02/2022). Dalam kegiatan Harlah NU tersebut, hadir sejumlah pejabat pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Menteri BUMN Erik Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Gubernur dan Wakilnya Khofifah Indar Parawansa sekaligus Emil Dardak.
Pengasuh Ponpes Syaikhona Moh Cholil Bangkalan KH Fakhrillah Aschal dalam sambutannya mengatakan, Harlah NU ke-99 yang dilaksanakan di ponpes, di mana pondok pesantren usianya sudah 161 tahun. Dia mengatakan, pesantren ini lebih tua dari jamiyyah terbesar di dunia ini.
Warga NU tentunya sepakat kalau jamiyyah NU lahir sang inspirator Syaikhona Moh Cholil, melalui isyaroh tongkat tasbihnya. Karena itu, pemilihan lokasi Harlah NU yang sangat tepat teriring doa semoga mengangkat kembali sejarah penting NU di Bumi Madura ini.
“Kami mengucapkan kepada Gus Yahya (Ketua Umum PBNU KH Yahya Kholil Staquf, red) dan segenap pengurus PBNU lainnya yang berkenan memilih pondok ini sebagai lokasi Harlah NU ke-99,” ucap KH Fakhrillah Aschal di hadapan undangan yang hadir.
Dia juga mengungkapkan, dalam manuskrip yang ditulis langsung oleh guru dari pendiri NU ini tertulis “Hubbul Auton minal Iman”. Ternyata bukan hanya pada isyrahnya saja. Ini bukti bahwa dari Syaikhona Moh Cholil lahir pemikiran-pemikiran pada era itu, wujud nasionalisme untuk merebut kemerdekaan, dan toleransi dalam umat beragama.
“Ketika PBNU merencanakan Harlah NU di sini, tanpa berpikir panjang. Kami siap untuk kejayaan NU,” terangnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengucapkan selamat datang kepada seluruh undangan yang hadir di Jatim yang merupakan wilayah bumi Majapahit. Di mana di bumi ini yang bisa menyatukan Nusantara.
“Hadir di sini berarti sama halnya menyemai damai melalui Islam ala Ahlussunnah Wal Jama’ah yang menjadi bagian fondasi kuat kebijakan NU dalam banyak sektor,” ucap perempuan yang juga masuk dalam jajaran PBNU ini.
Khofifah menambahkan, sebelum terbentuknya dan disepakti namanya Nahdlatul Ulama didahului dengan Nahdatut Tujjar atau kebangkitan perekonomian umat yang menjadi bagian penting dalam di masa ini maupun yang akan datang.
Karena dalam proses da’wah bil mal atau jihad bil mal di NU ini, harus semakin dikuatkan. Dengan munculnya SDM profesional di kalangan yang semakin banyak, harus bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Kami mohon doa dengan Indonesia Islamic Science Park (IISP) dan Perpresnya sudah keluar. Jadi IISP menjadi sebuah kompleks yang dapat menyajikan kebutuhan wisata, pusat perkembangan ekonomi syariah dunia, dan sentra pengembangan Islam moderat bagi masyarakat Indonesia dan dunia,” tambahnya.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Kholil Staquf dalam sambutannya mengatakan, ini adalah peringatan Harlah NU ke-99 kurang setahun lagi usia 100 tahun di Bumi Nusantara. Bertepatan setahun sebelum lahirnya NU, Syaikhona Moh Cholil Bangkalan memberikan isyarah kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ary melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin.
“Syaikhona Moh Cholil Bangkalan memberikan isyarah kepada santrinya untuk mendirikan NU,” ungkap kiai yang akrab disapa Gus Yahya ini.
Peringatan Harlah NU ini, di dalam satu rangkaian yang diselenggerakan di empat titik yang berbeda. Tepat pada Januari pengukuhan pengurus PBNU di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kemudian di tempat lain juga diadakan Harlah NU di Labuhan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), kemudian di Palembang, dan terakhir di Madura.
“Titik-titik tersebut tidak dipilih secara acak. Namun, ada makna dan alasannya mewujudkan perjalanan NU dari waktu ke waktu untuk mewujudkan visi dan misi mu’asis NU,” kata Gus Yahya.
Sedangkan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin dalam tayang virtual mengatakan, sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia, NU memiliki potensi yang besar. NU terdiri atas berbagai elemen masyarakat. Di antaranya, para ulama, intelektual atau cendekiawan nasional maupun internasional, serta jaringan profesional dari kalangan pengusaha dan profesi lainnya.
Karena itu, dia mengatakan, NU harus dapat mengoptimalkan potensi besar tersebut menjadi sebuah kekuatan untuk membuat perbaikan di berbagai sektor.
“Tantangannya bagaimana mengonversi potensi itu menjadi suatu kekuatan dan bagaimana menjadikan potensi yang dimiliki NU sebagai lokomotif gerakan perbaikan,” ungkapnya.
Hal ini menurut Ma’ruf Amin sejalan dengan tujuan didirikannya NU yaitu sebagai gerakan untuk memperbaiki umat atau dikenal dengan jam’iyatul ishlahih (organisasi perbaikan).
“Nahdlatul Ulama adalah harakatul ulama fii ishlahil ummah, gerakan ulama dalam memperbaiki umat, diniyyatan wa ijtimaiyatan, baik menyangkut masalah keagamaan maupun masalah kemasyarakatan. Kemasyarakatan tentu menyangkut soal ekonomi, budaya, politik, dan semua aspek kemasyarakatannya,” ujarnya.