PASURUAN, Tugujatim.id – Pusaka penganti merupakan senjata tradisional asli Pasuruan, Jawa Timur. Pusaka penganti ini merupakan peninggal budaya dari leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun.
Salah satu yang masih melestarikan pembuatan pusaka penganti ini berada di Desa Kemiri, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Dia adalah Muhammad Jufri (52), perajin pusaka penganti generasi kelima yang ilmunya dipelajari secara turun temurun.
Menurut Jufri, pusaka penganti ini seperti halnya senjata tradisional lain, tidak difungsikan sebagai senjata untuk beradu fisik. Melainkan lebih dilihat dari sudut pandang spiritual dan diyakini memiliki kekuatan magis. “Penganti sendiri artinya ‘untuk keselamatan’,” jelasnya, pada Minggu (9/7/2023).
Menurut Jufri, sejarah keberadaan pusaka penganti sendiri sudah ada sejak masa zaman penjajahan Belanda. Diperkirakan pusaka penganti secara turun temurun sudah diciptakan selama 300 tahun lebih. Tidak heran jika pusaka ini dikenal luas sebagai ikon senjata tradisional khas Pasuruan.
“Bentuknya ada yang seperti pisau kecil, keris, pedang, atau clurit. Bahkan bisa juga dibuat seperti cincin atau liontin,” ungkapnya.
Proses pembuatan pusaka penganti ini dibuat menggunakan metode tradisional. Layaknya empu jaman dahulu, Jufri harus menempa besi dengan palu di tangannya.
Tidak hanya itu, diperlukan ritual khusus untuk menciptakan pusaka penganti, di antaranya mencari hari dan tanggal yang dianggap baik menurut tradisi Jawa. Hingga melakukan puasa patigeni dengan menahan lapar, dahaga, dan menghindarkan diri dari segala nafsu dunia.
“Membuatnya hanya ketika Senin Pahing, Jumat Kliwon, dan Jumat Pon. Pas membuat juga harus salawatan terus tapi nggak boleh berbicara,” jelasnya.
Pusaka penganti ini pun tidak hanya diminati oleh warga keturunan Jawa saja. Jufri menyebut bahwa pusaka penganti buatannya sudah mendunia. Dia pernah mendapat pesanan dari warga negara tetangga, seperti Malaysia hingga Singapura.
“Harganya tidak ada patokan. Ya sesuai kesepakatan dengan pemesan saja,” jelasnya.
Warga Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, bernama Abdul Majid merupakan salah satu pemilik pusaka penganti. Pria yang berprofesi sebagai jurnalis ini pernah memiliki pengalaman di luar nalar terkait tuah dari pusaka tersebut.
Dia menurutkan bahwa suatu ketika dia harus meliput acara kunjungan Presiden RI, Joko Widodo. Dia membawa pusaka penganti berbentuk pisau di dalam tasnya. Dia panik dan baru teringat membawa pusaka tersebut ketika sudah di lokasi peliputan. Namun anehnya, ketika petugas menggeledah tasnya dan mengecek dengan metal detector, pusaka penganti miliknya tidak ditemukan.
“Padahal pusakanya pas saya cek ya masih berada di dalam tas. Entah kenapa kok nggak terlihat,” ucapnya.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti