PONOROGO, Tugujatim.id – Kabar gembira datang dari kesenian tradisional Reog Ponorogo yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian itu kini resmi tercatat dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO.
Pengakuan ini disahkan dalam forum internasional UNESCO, tepatnya pada sidang ke-19 komite untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda yang berlangsung di Asunción, Paraguay, Rabu (03/12/2024). Pengakuan ini masuk dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding atau membutuhkan perlindungan mendesak, sebuah tanda bahwa seni budaya ini harus dilestarikan secara serius.
Baca Juga: Fawait-Djoko Unggul Raih 588.761 Suara di Pilkada Jember 2024
Menurut pernyataan Duta Besar Republik Indonesia untuk UNESCO Mohamad Oemar, pengakuan ini tidak hanya memberikan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan upaya nyata negara dalam melestarikan identitas budaya bangsa.
“Reog Ponorogo kini diakui dunia sebagai warisan budaya takbenda, menegaskan pentingnya seni ini dalam melestarikan nilai-nilai lokal dan kebanggaan masyarakat Indonesia,” ujar Oemar, melansir dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Jumat (06/12/2024).
Proses Panjang Menuju Pengakuan
Proses pengakuan Reog Ponorogo oleh UNESCO tidak terjadi dalam semalam. Melansir dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pengajuan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya takbenda telah berlangsung selama beberapa tahun. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan komunitas lokal untuk mendokumentasikan, mempromosikan, dan mengintegrasikan seni ini ke dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan formal dan informal.
Dalam video pesan yang disampaikan pada sidang tersebut, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menegaskan bahwa pengakuan ini merupakan momen penting dalam pelestarian seni tradisional Indonesia.
“Reog Ponorogo bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga simbol keberanian, solidaritas, dan gotong royong. Pemerintah bersama komunitas lokal telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan keberlanjutan seni ini bagi generasi mendatang,” kata Fadli Zon.
Keunikan dan Nilai Budaya Reog Ponorogo
Reog Ponorogo adalah seni tradisional yang memadukan gerakan tari, alunan musik, dan cerita mitos yang sarat makna. Elemen paling ikonik dari seni ini adalah Dadak Merak, topeng besar dengan kepala harimau yang dihias menggunakan bulu burung merak, memberikan kesan megah dan artistik. Pertunjukan ini tidak hanya memukau dari segi visual, tetapi juga sarat makna, mencerminkan keberanian dan dedikasi masyarakat Ponorogo dalam menjaga warisan leluhur mereka.
Pertunjukan Reog juga dikenal sebagai simbol gotong royong. Dari pembuatan topeng hingga pelaksanaan pertunjukan, setiap elemen seni ini mencerminkan nilai kerja sama dan kebersamaan yang tinggi.
Reog Ponorogo kerap dipentaskan dalam berbagai acara adat, perayaan, dan ritual tradisional yang menjadi bagian penting dari kehidupan sosial masyarakat Ponorogo. Selain itu, seni ini juga sering ditampilkan dalam skala nasional dan internasional, memperkuat posisinya sebagai salah satu identitas budaya Indonesia.
Tantangan dalam Pelestarian
Meski telah diakui UNESCO, Reog Ponorogo masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya regenerasi pelaku seni dan modernisasi yang dapat mengancam keberlangsungan tradisi ini. Kategori In Need of Urgent Safeguarding yang diberikan UNESCO menunjukkan bahwa seni ini membutuhkan perhatian khusus untuk melestarikannya.
Dalam pernyataannya, Duta Besar RI untuk Argentina, Uruguay, dan Paraguay, Sulaiman Syarif menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan masyarakat internasional untuk memastikan keberlanjutan Reog Ponorogo.
“Pengakuan UNESCO ini adalah langkah besar, tetapi pekerjaan kami belum selesai. Kami harus terus mendukung komunitas seni dan memastikan Reog Ponorogo tetap hidup dan relevan di era modern,” ujarnya.
Reog Ponorogo dan Kebanggaan Indonesia
Dengan pengakuan ini, Reog Ponorogo menjadi warisan budaya takbenda ke-14 dari Indonesia yang tercatat di UNESCO, menyusul seni dan tradisi seperti Wayang, Keris, Batik, Tari Saman, dan Gamelan. Hal ini semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa.
Pemerintah berharap pengakuan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai seni tradisional.
Baca Juga: Chris John, Ellyas Pical dan Para Influencer Bakal Ramaikan Gelaran Tinju JBRX 83 Sportainment
“Reog Ponorogo adalah bagian dari identitas kita sebagai bangsa. Generasi muda harus bangga dan terus menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” kata Menteri Fadli Zon.
Melalui pengakuan UNESCO, seni Reog Ponorogo diharapkan tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang, menjadi simbol keberanian dan solidaritas yang dapat menginspirasi masyarakat Indonesia maupun dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Muhammad Abdul Majiid Al-Wahab/Magang
Editor: Dwi Lindawati