JAKARTA – Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan bahwa laboratorium yang bertugas untuk mengetes dan memeriksa virus corona perlu dievaluasi. Hal tersebut perlu dilakukan karena alasan adanya jumlah penurunan jumlah yang dites saat masa liburan.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, Kamis (5/11/2020) kemarin. Menurutnya, evaluasi tersebut harus dilakukan terhadap operasional laboratorium di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Vaksin Corona AstraZeneca Buatan Oxford Kecil Kemungkinan Selesai Akhir Tahun Ini
“Menurut analisis data terjadi penurunan testing setiap akhir minggu ataupun saat libur panjang. Ini merupakan salah satu tantangan yang sedang kita coba selesaikan,” kata Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan yang diterima Tugu Jatim, Jumat (6/11/2020).
Satgas COVID-19 pusat menyatakan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya seperti reagen (bahan yg dipakai dl reaksi kimia, biasa dipakai untuk mengetes darah, red).
Namun masih terdapat kendala seperti wilayah testing yang luas dan jumlah masyarakatnya. Dalam mendukung upaya testing, masyarakat dapat segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika mendapat gejala COVID-19.
Terkait menurunnya jumlah hasil testing, menurut Satgas COVID-19 terdapat kendala pada alat testing dan tenaga pemeriksa. Tetapi dari waktu ke waktu sudah ditingkatkan. Koordinasi terus dilakukan dengan pemerintah daerah dan laboratorium-laboratorium untuk memastikan alat testing dan SDM yang dibutuhkan.
“Karena jumlahnya cukup banyak kita harus memastikan satu persatu. Untuk total alat dan SDM yang dibutuhkan tergantung jumlah penduduk dan luas daerah,” lanjutnya.
Baca Juga: Daftar Produk Prancis di Indonesia, Mulai Danone, L’Oréal, hingga Ubisoft
Selain evaluasi laboratorium, pemerintah saat ini juga sedang melakukan perbaikan dan penyelarasan koordinasi data dari kabupaten/kota ke provinsi dan ke pusat yaitu ke Kementerian Kesehatan.
Satgas COVID-19 mengantisipasi akan adanya update data setelah proses verifikasi di tingkat daerah dan pusat.
“Ini merupakan upaya untuk mencapai tingkatan satu data Covid-19 dan interoperabilitas data pusat dan daerah,” jelas Wiku. (gg)