TRENGGALEK, Tugujatim.id – Harus diakui, sedikit banyak masyarakat kurang mengapresiasi kelestarian budaya tradisional karena tergerus budaya barat. Namun, bukan berarti aktivitas mengenalkan dan mengembangkan budaya kita berhenti begitu saja. Sebab, ternyata masih banyak kaum milenial yang terpanggil untuk berkiprah di bidang seni tradisional, di antaranya menjadi sinden. Salah satunya adalah Selfina Listyadewi.
Meski menjadi pesinden bukan sebagai pekerjaan utama karena mereka pun tahu dan menyadari secara ekonomi pendapatannya hanya bisa untuk menutup biaya transportasi dari rumah ke tempat acara. Bahkan, terkadang mereka lebih banyak tampil tanpa mendapat penghasilan. Hal itu dilakukan untuk kepuasan batin dan kelestarian budaya itu sendiri.
Nah, sama seperti pesinden milenial lainnya, sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), orang tua Selfina mengarahkannya untuk meniti karir dalam dunia tarik suara “sinden”. Karena itu, dia banyak memperoleh prestasi dalam kompetisi.
“Dulu awal mulanya cuma belajar di rumah dengan Bapak, tapi lambat laun belajar dengan dalang yang ada di Trenggalek. Di situlah saya mulai belajar tentang ilmu tarik suara sinden,” ungkap Selfina.
Menurut dia, mendapatkan prestasi itu adalah hal yang membanggakan dari sebuah proses, mulai dari prestasi seni karawitan di tingkat Kabupaten Trenggalek dan turonggo yakso. Bahkan, Selfina sempat meraih prestasi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
“Pengalaman adalah guru dalam sebuah proses, ya saat ini saya yang tergolong masih muda juga berikhtiar untuk melestarikan kesenian lokal dalam bidang tarik suara sinden. Kalau bukan yang muda, siapa lagi? Itulah yang memotivasi saya,” ujar Selfina. (Muhammad Zamzuri/ln)