PASURUAN, Tugujatim.id – Proses penyelidikan jatuhnya dua pesawat Super Tucano milik TNI AU di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, terus berlanjut. Tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) TNI AU melakukan pengumpulan bukti dan meminta keterangan kepada berbagai pihak.
Berdasarkan pantauan, rombongan Tim PPKPU TNI AU sampai ke Polsek Puspo pada Selasa (28/11/2023), sekitar pukul 12.30 WIB. Setelahnya, dengan diantar oleh jajaran Polsek Puspo, tim dari TNI AU pusat ini berangkat ke salah satu titik jatuhnya pesawat Super Tucano. Tim PPKPU TNI AU melakukan penyelidikan di tengah derasnya hujan. Berselang sekitar tiga jam lebih, tim kembali ke Polsek Puspo, sekitar pukul 16.15 WIB.
Kepala Tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Udara, Marsekal Pertama TNI Easter Hariyanto mengatakan bahwa untuk hari ini, penyelidikan kasus jatuhnya pesawat latih ini dilakukan langsung di satu titik lokasi, yakni lokasi jatuhnya pesawat Super Tucano bernomor sayap belakang TT 3103 di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.
“Ini adalah lanjutan dari proses perencanaan dan pengumpulan data,” ujar Hariyanto
Hariyanto menjelaskan bahwa dalam penyelidikan kali ini dibagi menjadi dua tim.
Tim pertama bertugas terjun ke lokasi kejadian untuk mengecek ulang kembali kesesuaian di lapangan dengan data-data awal yang sudah dikumpulkan. Sekaligus mengumpulkan data-data baru apabila ditemukan kekurangan. Termasuk dengan meminta keterangan warga sekitar yang mengetahui langsung kejadian jatuhnya pesawat latih TNI AU.
“Tadi ke lokasi itu untuk mengecek ulang mengambil data, jika ada data yang kurang, baik data faktual, fisik dari pesawat itu sendiri maupun data-data wawancara dari penduduk sendiri,” jelasnya.
Menurut Hariyanto, tim kedua bertugas melakukan penyelidikan di wilayah Lanud Abdurrahman Saleh Malang. Dia menyebut bahwa sebagian barang bukti memang sudah ada yang dibawa ke Lanud Abdurrahman Saleh Malang. Namun memang sebagian yang lain masih berada di lokasi kejadian.
“Yang di lanud, kita wawancarai petugas yang di lanud, yang ke sini (tim pertama) langsung ke tempat (jatuhnya pesawat),” imbuhnya.
Hariyanto menyebut bahwa untuk proses penyelidikan di lokasi kejadian akan dilanjutkan kembali besok, Rabu (29/11/2023). Rencananya, tim PPKPU TNI AU akan turun ke titik lokasi jatuhnya pesawat latih yang lain, yakni lokasi jatuhnya pesawat Super Tucano bernomor ekor sayap TT 3111 di Bukit Kundi, Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan.
“Masih tinggal satu titik ke lokasi besok kita lanjut cari data ke lokasi jatuh yang pesawat nomor ekor TT 3111. Baru setelah dua data itu kita kumpukan langsung evaluasi berlangsung,” pungkasnya.
Sebelumnya, dua pesawat TNI AU jatuh pada Kamis (16/11/2023) siang, sekitar pukul 11.00 WIB. Warga sekitar sempat melihat empat pesawat terbang di langit, sebelum akhirnya ada ledakan keras yang terdengar hingga belasan kilometer. Dua pesawat jenis Super Tucano itu jatuh di dua lokasi berbeda.
Lokasi pertama tempat jatuhnya pesawat dengan nomor ekor TT 3103 berada di bawah tebing kawasan Perhutani di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo. Adapun lokasi kedua jatuhnya pesawat dengan nomor ekor TT 3111 berada di Bukit Kundi, Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan.
Insiden pesawat latih TNI AU yang jatuh ini memakan korban jiwa empat orang perwira TNI AU yang berdinas di Lanud Abdurrahman Saleh. Mereka adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan, Kolonel Adm Widiono, Mayor Pnb Yuda A Seta, dan Kolonel Pnb Subhan.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti