MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pandemi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, menjadi pukulan tersendiri bagi pemilik industri rumahan logam kuningan Mojokerto, Multazam. Sebab, interaksi konsumen akhir dengan dirinya harus mengacu pada berbagai regulasi yang berlaku saat pandemi masih berlangsung.
“Industri logam termasuk agak terlambat bangkit akibat pandemi Corona. Karena kami banyak interaksi dengan orang luar negeri lewat jaringan bisnis kami di Bali. Tentu harus menyesuaikan dengan aturan-aturan yang ada,” kata Multazam, Rabu (22/11/2023).
Hal ini tentu berbeda dengan industri lokal. Sebab, industri lokal dapat menyiasati dengan mengubah sisi manajemen. Misalnya menambah layanan pesan antar gratis atau layanan lainnya.
“Kalau skala lokal, kami kira masih bisa melakukan beberapa perubahan. Bisa bertahan karena interaksi konsumennya tidak terlalu jauh. Sementara kami harus menyesuaikan diri dengan aturan yang mungkin berbeda dengan negara lain saat Corona,” beber Multazam.
Walau begitu, Multazam masih bertahan dengan usaha yang digelutinya. Dia mengaku bertahan karena beberapa pertimbangan. Misalnya bahan baku lumayan mudah didapatkan.
“Bahan baku bisa dibilang tidak terlalu sulit. Kami bisa dapatkan dari pengepul barang rongsokan logam. Meski harga logam juga kadang naik turun,” ujar Multazam.
Pertimbangan lain bagi Multazam tetap menggeluti industri rumahan logam kuningan termasuk jaringan bisnis. Salah satunya berasal dari Bali.
“Jaringan bisnis karena sudah terbentuk lama. Bila satu pemasar sedang sepi, ada pihak lain yang bisa membantu pemasaran. Maka bisa bertahan sampai sekarang,” ujar Multazam.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati