Tugujatim.id – Ilmuwan terkemuka Albert Einstein, kepada seorang Jurnalis Majalah “LIFE” bernama William Miller, di rumahnya di Princeton, New Jersey, memberikan sebuah nasihat seraya berkata ” Try not to become a man of success but rather try to become a man of value “, yang artinya ” Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses tetapi cobalah untuk menjadi orang yang bernilai”.
Ilmuwan terbesar Abad 20 itu memeberi nasihat agar berupaya untuk menjadi orang yang bernilai, bukan untuk sekedar sukses.
Menurut Einstein orang sukses mengambil lebih banyak (keuntungan) dari kehidupan ketimbang yang ia berikan, sedangkan orang yang bernilai memberi lebih banyak (keuntungan) kepada kehidupan daripada yang diterimanya.
Secara sederhana, sukses bisa diartikan sebagai keberhasilan atau tercapainya sesuatu yang telah ditargetkan (dicita-citakan), baik politik, karier bahkan Popularitas.
Seseorang yang memiliki keinginan dan cita-cita membeli mobil atau rumah mewah dan indah, lalu berhasil atau tercapai adalah kesuksesan.
Sehingga orang kaya raya bisa disebut sebagai orang sukses (di bidang ekonomi). Demikian juga orang yang berhasil menduduki posisi tinggi pada pekerjaannya, atau artis yang telah begitu popular bisa dikatakan sebagai orang yang telah meraih kesuksesan.
Maka harta, pangkat, dan jabatan sering kali dijadikan tolak ukur sebuah kesuksesan.
Menurut Brian Tracy, salah-seorang motivator dunia mengatakan, “Sukses adalah kemampuan untuk menjalani hidup seperti yang Anda inginkan, melakukan apa yang paling Anda sukai, (serta) dikelilingi oleh orang-orang yang Anda kagumi dan hormati”.
Sedangkan pengertian nilai adalah sesuatu yang berharga, dianggap baik, dan dianggap penting oleh warga masyarakat, dan berguna bagi manusia.
Maka, sukses adalah seperti Hadist Nabi yang diriwayatkan dari Jabir.
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Dari Jabir, berkata, ”Rasulullah SAW bersabda, ’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Dapat disimpulkan bahwa, orang yang bernilai kehadirannya sangat berharga atau berguna bagi kehidupan manusia, dan kehadirannya sangat dibutuhkan.
Nilai disini lebih menekankan kepada kecerdasan sosial, kepedulian kepada sesama, menyerukan kepada kebaikan, dan menjaga keseimbangan horizontal-vertikal.
Orang yang bernilai tentu saja kehadirannya sangat berharga, bahkan keberadaannya dihargai secara material (vinansial).
Dalam perspektif orang Madura, nilai itu terangkum dalam sebuah falsafah ” Mon Bagas Pabagus, Mon Adagang Adaging, Mon Kerras Paakerres”.
Dalam terjemahan bebasnya : Jika mapan jangan sombong, jika berdagang sudah pasti hasil, dan jika keras harus dengan tegas.
Singkat kata, sukses mempunyai manfaat secara individual, sedangkan nilai mempunyai manfaat secara sosial.
Sumenep, 15 Desember 2020
*Abd. Rahem : Lahir 05 Mei 1982. Alumni PP. Terate Pandian Sumenep, Ketua Lakpesdam MWC NU Manding dan Jurnalis MNC Grup