MALANG, Tugujatim.id – Puluhan warga Kota Malang menggelar deklarasi tegakkan toleransi di depan gedung DPRD Kota Malang, Selasa (1/3/2022). Mereka juga menggalang tanda tangan petisi pada spanduk bertuliskan “Malang Kota Toleransi” yang dipasang di pagar gedung DPRD. Siapapun yang melintas boleh membubuhkan tanda tangan di spanduk itu.
Koordinator deklarasi dan tanda tangan petisi, Gunawan Daud, mengungkapkan bahwa Kota Malang sudah lama sebagai kota toleran. Indikasi intoleransi itu dirasakan sejak lama sehingga dia ingin Kota Dingin ini menjadi kota yang damai.
Namun belakangan ini, imbuhnya, ada indikasi intoleran di Kota Malang baik yang berdalih sebagai forum kajian dan sebagainya. Umumnya, kaum intoleran itu menjelekkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Indikasi intoleran itu sudah lama ada, dengan dalih forum kajian atau apalah yang justru menjelekkan NKRI dan membuat sikap intoleran itu muncul. Maka kami sebagai masyarakat Malang ingin menyampaikan aspirasi ingin Kota Malang kembali damai sesuai dengan pondasi negara yaitu NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.
Gunawan juga meminta pada pihak-pihak yang menginginkan intoleransi di Kota Malang untuk segera bertobat. Karena jika tidak, maka densus 88 yang akan menjadi musuhnya.
Adapun terkait spanduk yang telah ditanda tangani bersama, pihaknya akan membawa ke pemerintah yang berwenang agar memberikan solusi dan sebagai pengingat masyarakat untuk menjunjung tinggi toleransi untuk menciptakan kota yang damai.
“Petisi ini akan kami bawa ke pemerintah dengan harapan aspirasi kami terakomodir dan menjamin bahwa pemerintah memiliki loyalitas tunggal terhadap kedaulatan negara, jika aparat tegas maka kami juga akan bekerja seperti sediakala,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gunawan mengaku seruan serupa telah dilakukan sebanyak tiga kali, akan tetapi hingga saat ini belum mendapatkan respon dari pemerintah.
“Selama masih kami temukan indikasi intoleran di sini (Kota Malang) maka kami akan terus melakukan seruan moral hingga Kota Malang menjadi normal kembali,” tutupnya.
Ditanya hubungannya dengan isu Malang Halal City, pihaknya menampik bahwa gerakannya tersebut tidak ada hubungannya dengan isu yang sempat viral itu.
Sementara itu, Edi Susilo, salah satu anggota deklarasi menyampaikan bahwa seruan ini tidak hanya berlangsung di depan kantor DPRD saja, melainkan juga dilakukan di kampung-kampung dengan memasang spanduk Kampung Pancasila, Kampung Toleransi, dan Arek Malang Cinta NKRI.
“Kita itu memang terdiri dari berbagai kalangan yang ingin masyarakat Malang itu memiliki satu jiwa untuk kebaikan bersama agar kita hidup lebih damai. Pada dasarnya Kota Malang sejak dulu kan kota yang plural, kota yang heterogen dan terbuka dengan jargon ‘Salam Satu Jiwa’ jadi sudah seharusnya menjunjung asas toleransi,” ungkapnya.