TUBAN, Tugujatim.id – Apa yang ada di benakmu soal batik? Barang tentu sudah sangat familier kan? Bahkan, Unesco mengakui bahwa batik merupakan warisan dunia, termasuk di Tuban, Jatim. Batik Tuban pun melegenda bahkan mendunia dengan kekhasannya yang dikenal dengan Batik Tenun Gedog.
Berbagai motif batik di Indonesia yang paling terkenal lainnya seperti Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan), Motif Sogan (Solo), Gentongan (Madura), Mega Mendung (Cirebon), Kraton (Yogyakarta), Batik Simbut (Banten), Pring Sedapur (Magetan), Parang (Pulau Jawa), Geblek Renteng (Kulon Progo), hingga Kawung (Jawa Tengah).
Batik Gedog merupakan kain batik yang dibuat dengan tenunan dari kapas. Biasanya memiliki motif kotak-kotak atau garis hitam putih. Pemilihan motif tersebut karena tenunan yang dihasilkan dengan cara manual ini agak kasar. Jadi, mempermudah untuk batik tulis.
Tanaman yang digunakan motif biasa, pohon kluwe, kopi, kemiri, randu, dan juga ganggang. Selain itu, juga ada motif dalam bentuk hewan, seperti burung, serangga, dan binatang melata. Sedangkan yang sering ditemui biasanya bermotif burung merak dan segunting.
Untuk pewarnaan dari Batik Tuban ini tergolong masih alami diambil dari pohon nila, mengkudu, dan akar pohon mangga, serta dedaunan lainnya. Tidak heran jika harga batik gedog mahal.
Warna Batik Gedog Miliki Empat Ciri Khas:
1. Batik putihan, dasar warna batik ini putih dan bercorak biru tua atau hitam.
2. Batik bangrod, warna dominan dari batik ini adalah merah.
3. Batik pipitan, warna batik Tuban ini memadukan merah dan biru tua.
4. Batik irengan, warna dasarnya biru tua atau hitam yang disertai dengan corak berwarna putih.
Sejarah Batik Tuban
Dari berbagai sumber yang dihimpun Tugu Jatim, sejarah dari batik Tuban ini kali pertama dibawa oleh Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok (China) pada saat pemerintahan Kerajaan Majapahit. Nuansa dari Tiongkok sangat melekat dalam motif batik gedog. Terbukti dengan adanya motif burung hong.
Kemudian lambat laun, motif ini diklaim oleh Ki Jontro yang tidak lain pengikut setia dari Adipati Ronggolawe yang jadi pemimpin di Tuban. Saat pemberontakan Majapahit, Adipati Ronggolawe bersama Ki Jontro dan pengikutnya bersembunyi di dalam hutan. Jontro yang saat ini diabadikan sebagai sebutan alat tenun tradisional untuk membuat kain dari kapas. Semula motifnya hanya bergaris saja sesuai dengan alur benang.
Untuk nama gedog sendiri diambil dari bunyi alat tenun kain batik ini dog-dog. Berkembangnya zaman, kemudian juga dipakai oleh pengikut Sunan Bonang dalam penyebaran Islam di Nusantara. Kini peninggalan ini diabadikan di Museum Kambang Putih Tuban dan batik gedog masih lestari hingga sekarang.
Pembuatan Batik Tuban Gedog
Proses pembuatan dari batik di Tuban tergolong lama karena bisa menghabiskan waktu hingga tiga bulanan. Mulai dari memintal, menenun, membatik, hingga mewarnai sampai siap dipasarkan.
Selain itu, juga dibagi dua model. Yaitu berbentuk selendang dan tapih. Sentra pembuatan batik gedog ini Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Sebagian warga setempat menggunakan batik gedog sebagai hantaran pernikahan dari pengantin laki-laki ke mempelai perempuan. Bagi masyarakat yang ekonominya bagus biasanya hantaran hingga 100 lembar kain.
Artis dan Pejabat Pakai Batik Tuban
Pada 2022, salah satu artis dan juga anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti tampak anggun menggunakan balutan busana berbahan dasar batik gedog saat menghadiri sidang parlemen di gedung Senayan, Jakarta. Penampilan istri dari Raul Lemos ini tampak cantik saat menaiki tangga menuju rapat paripurna DPR RI.
Selain Kridayanti, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga gemar mengenakan batik gedog setiap event resmi kenegaraan. Ini sebagai wujud kebanggaan gubernur Jatim dalam melestarikan batik Tuban.