SURABAYA, Tugujatim.id – PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendukung penggunaan alat pendeteksi corona bernama Gajah Mada Electric Nose Covid-19 (GeNose C-19) untuk penerapan pelayanan KAI sebelum melakukan perjalanan menggunakan kereta api sebagai syarat menjaga protokol kesehatan (prokes).
“Kami menyambut baik inovasi yang dihadirkan oleh anak bangsa dalam rangka menyuguhkan layanan deteksi corona yang cepat, murah, dan akurat,” terang VP Public Relations KAI Joni Martinus pada Tugu Jatim di Surabaya, Selasa (26/01/2021).
Untuk diketahui, akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta membuat GeNose C-19. Itu adalah teknologi screening corona yang sudah mendapatkan izin edar agar masyarakat bisa memakainya.
GeNose C-19 memakai sampel embusan napas dan hasil tesnya akan muncul dalam 3 menit. Untuk tarifnya hanya Rp 20.000 untuk satu kali pemakaian screening dengan akurasi di atas 90 persen.
“Saat ini PT KAI masih menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah terkait penggunaan GeNose C-19 pada moda transportasi umum,” lanjut Joni.
KAI sudah mulai membeli beberapa alat deteksi Covid-19 bernama GeNose C-19 untuk diterapkan pada penumpang kereta api sebelum melakukan perjalanan antar kota. KAI bangga terhadap produk buatan Indonesia dan karya anak bangsa.
“KAI mendukung penuh semua langkah dan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran corona di masyarakat. Penggunaan GeNose C-19 pada transportasi kereta api merupakan kebanggaan tersendiri bagi KAI karena dapat menjadi salah satu yang pertama menerapkan inovasi tersebut,” tuturnya.
Sebagai informasi, harga alat GeNose C-19 sekitar Rp 60 juta. Untuk biaya screening per orang hanya memerlukan Rp 20.000. Di lain tempat, ada penemuan karya anak bangsa yang hampir sama dengan GeNose C-19, yang menggagas adalah akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, alat itu bernama i-nose c-19. (Rangga Aji/ln)