BOJONEGORO, Tugujatim.id – Peristiwa tenggelamnya perahu penyeberangan tradisional antara Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, dengan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, beberapa waktu lalu menyisakan 9 bangkai motor dan 1 perahu yang belum bisa terangkat alias masih di dasar sungai.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Zaenal Ma’arif mengatakan, rencananya bangkai motor itu akan dicari dan diangkat saat musim kemarau, yakni sekitar Juli-Agustus 2022.
“Nanti sekitar bulan 7 atau 8 dari relawan off-road dibantu relawan lain dan warga penambang pasir tradisional. Mereka akan mencari dan mengangkat motor milik korban saat musim kemarau,” ujarnya.
Rencana itu dilakukan karena melihat kondisi Sungai Bengawan Solo saat musim kemarau akan mengalami surut sehingga pencarian akan lebih mudah.
Sementara itu, dari data yang tercacat di BPDB Bojonegoro, dari 10 sepeda motor yang tenggelam dalam peristiwa nahas tersebut, baru 1 sepeda motor yang berhasil diangkat.
“Masih ada 9 bangkai motor di dasar sungai yang belum diangkat,” ungkap Zaenal.
Dia mengatakan, bangkai motor dan satu perahu tersebut sudah berusaha diangkat pada hari ke-7 atau hari terakhir operasi SAR, tapi karena dasar sungai yang banyak bebatuan sehingga belum berhasil mengangkat kendaraan tersebut.
“Sempat diangkat, tapi belum berhasil bahkan beberapa talinya terputus. Karena tersangkut karang di dasar itu kan banyak bebatuannya,” jelasnya.
Menurut dia, bangkai sepeda motor masih tetap berada di dasar sungai pada posisi tenggelamnya perahu penyeberangan. Sebab, bangunan jembatan mempersempit arus air Bengawan Solo.
“Karena kondisi di dasar sungai berupa bebatuan, jadi diperkirakan posisi bangkai sepeda motor tidak bisa terseret air,” ungkapnya.
Dia berharap dengan diangkatnya bangkai sepeda motor dapat mengurangi rasa sedih korban maupun keluarganya.
“Kami harap nanti saat pengangkatan pada Agustus mendatang bisa mengurangi rasa sedih korban terhadap apa yang ditinggalkan dari peristiwa tenggelam kemarin,” harapnya.
Untuk diketahui, sebuah perahu penyeberangan yang menghubungkan Desa Semambung, Kecamatan Kanor, dengan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, terguling dan tenggelam pada Rabu (03/09/2021). Saat itu perahu penambangan membawa setidaknya 19 penumpang dan 10 sepeda motor. Tapi, 10 penumpang selamat, 5 ditemukan meninggal dunia, dan 4 tidak ditemukan.
Untuk 4 korban yang belum ditemukan adalah Erma Fitriani, 27, warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro; Sutri, 60, warga Maibit, Rengel; Dedi Setyo N., 30, dan Arifin, 29, warga asal Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan.