KEDIRI, Tugujatim.id – Sudah lebih 2 bulan warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mandi dengan air hujan. Itu dilakukan karena air dari PDAM keruh dan banyak mengandung lumpur, terpaksa warga mengumpulkan air hujan untuk mandi.
“Lebih kalau dua bulan, hanya mengalir empat kali, gitu aja airnya keruh banyak lumpurnya,” kata Siswo (46) warga setempat, Minggu (2/1/2022).
Keluhan yang sama juga dirasakan oleh Parno (66) yang juga warga Desa Sugihwaras. Dia dan keluarganya hanya memanfaatkan air hujan dari talang rumahnya ke bak penampungan di dalam rumah. Sedangkan untuk kebutuhan memasak dan minum dia memanfaatkan bantuan dari desa yang dikirim dengan truk tangki.
“Ya cuma mengandalkan air hujan, itu kalau hujan, kalau tidak hujan ya harus irit air,” ungkapnya.
Suko (66) salah satu perangkat desa (Modin) mengatakan bahwa dirinya sudah melaporkan keluhan warga ke pihak terkait. Dia menjelaskan bahwa masalah terjadi karena air di sumber pusat yang seharusnya disalurkan ke tandon yang mengarah ke pipa warga Sugihwaras tidak dialirkan dan tandonya kotor.
“Saya sudah melaporkan ke Plt Kepala desa dan perangkat yang lain dan mengecek sumbernya,” kata Parno.
Menyusul adanya wacana hitungan air warga diganti meteran oleh PDAM yang semula iuaran desa sebesar Rp 17.000. Suko mengatakan warga menolak dan meminta sumber penyaluran air ke warga di kelola warga desa sendiri.
“Kalau suruh pindah ke meteran warga tidak setuju, karena akan semakin menambah pengeluaran dan memberatkan warga, warga meminta bisa untuk dikelola sendiri oleh desa,” pungkasnya.