Minggu, Januari 24, 2021
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home News

Ular Piton di Taman Rekreasi Kota Malang Terlantar dan Cacat Bibir

Redaksi Penulis Redaksi
September 8, 2020
in News
ular piton

Proses evakuasi ular oleh Komunitas Reptil Addict Malang dan tim dokter RSHP FKH UB. Foto: Istimewa

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

MALANG – Seekor ular jenis Reticulatus Phyton (piton) yang dipelihara di Taman Rekreasi Kota (Tarekot) Malang terlantar hingga mengalami cacat di bagian bibir bawahnya.

Dari informasi yang dihimpun, kondisi ular dengan julukan Puspo Kacang ini mengalami infeksi parah hingga mengakibatkan cacat alias hilang seperempat rahangnya.

Saat ini, ular sepanjang 4 meter ini sudah mendapat penanganan medis dari tim Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (RSHP FKH UB).

Baca Juga: Menapaki Keindahan Alam di Kaki Gunung Arjuno dan Gunung Welirang

”Kondisinya kini sudah membaik. Sudah mendapat penanganan medis dari dokter hewan di RSHP FKH UB,” ungkap Humas Reptil Addict Malang, M Nur Rozikin, pada Selasa (8/9/2020).

Awal kasus ular piton terlantar di taman wisata milik Pemkot Malang ini baru terungkap dari postingan warga yang berkunjung ke Tarekot, sebulan silam.

Namun, warga tersebut baru mengunggah kasus ini di media sosial untuk menggalang bantuan evakuasi pada Rabu lalu (2/9/2020). Laporan ini kemudian direspon cepat Komunitas Reptil Addict Malang.

Zikin mengatakan, usai mendapat laporan ini, pihaknya langsung meminta izin pada petugas Tarekot untuk mengevakuasi reptil yang terlantar ini.

Jawabannya, kata Zikin, dipersilahkan. ”Kalau mau ambil dan dirawat silahkan saja. Itu hewan hasil pemberian (hibah) masyarakat,” ujar Zikin menirukan kata petugas dengan nada yang seolah tak bersalah.

Dari hasil keterangan petugas, luka itu akibat terlalu seringnya ular menabrak pagar (ram) kandang dari besi.

ular piton
Penanganan medis dari tim dokter RSHP FKH UB. Foto: Istimewa

Baca Juga: Gawat, Kontaminasi Mikroplastik Sungai Brantas Sudah Terjadi Sejak dari Malang

Zikin yang berpengalaman dengan hewan reptil ini mengatakan, ular sudah dalam kondisi stres saat dievakuasi. Ular ini juga diketahui kerap bersikap defensif dan galak kepada setiap apapun yang lewat disekitar teritorinya.

“Saat dievakuasi, ular ini sudah terlihat stress. Galak sekali. Begitu ada yang lewat, dia nyerang sehingga kepalanya terbentur pagar. Saking seringnya, jadi luka,” paparnya, Selasa (8/9/2020).

Dia melanjutkan, kondisi luka ini semakin parah karena tidak segera ditangani sehingga menimbulkan infeksi dan pembusukan. Lama pembusukan jika dilihat dari tingkat keparahannya ditaksir sudah terjadi sejak lama.

”Kasihan. Kayake udah lama itu, sampe busuk. Infeksinya parah ditambah dengan kondisi kandang yang lembab dan kotor. Mulut bawahnya itu sampe hilang seperempat,” kenangnya ngeri.

Dia bersama teman komunitas reptil yang berdiri sejak 2015 ini sangat menyayangkan atas kurangnya kepedulian petugas dalam menangani satwa ular piton tersebut. Bahkan, kandang hewan disana sudah tak layak ditinggali. Bau dan kotor.

Baca Juga: Pencemaran Mikroplastik Sungai Brantas Tinggi, Didominasi Limbah Rumah Tangga

”Kalau memang gak mau ngerawat, mbok ya mending dikasih ke temen komunitas biar dirawat. Atau dikembalikan saja ke yang berwenang. Jangan ditelantarkan begitu,” tegasnya.

Sebagai informasi, Tarekot yang beralamat di Jalan Mojopahit No 1, Kelurahan Kiduldalem, Kota Malang ini mulanya didirikan sebagai sarana rekreasi keluarga murah meriah tanpa harus ke luar kota. Selain kolam renang, juga ada kebun binatang mini.

Namun kini nasib kebun binatang mini ini semakin memprihatinkan. Dari 14 kandang yang ada, kini tersisa 3 ekor kera, 2 ekor landak, kelelawar, dan ular. Mereka adalah satwa hasil hibah masyarakat. Masing-masingnya tak terurus di dalam kandang yang tidak layak. Bau dan kotor. (azm/zya)

Tags: Kota MalangMalangUBularUniversitas Brawijaya
Previous Post

Toko Onderdil di Malang Dilahap Si Jago Merah, Kerugian Ditaksir Capai Miliaran

Next Post

Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, Meninggal Dunia

Next Post
Alfred Riedl

Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, Meninggal Dunia

  • Trending
  • Comments
  • Latest
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Polisi amankan barang bukti motor Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

November 19, 2020
one piece 991 one piece volume 97

Spoiler One Piece 991: Jack Tumbang, Kinemon Tebas Napas Api Kaido

Oktober 15, 2020
Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Agustus 27, 2020
biduan kena tipu

Modus Investasi Tembakau, Biduan Asal Malang Kena Tipu Rp 350 Juta

5
Kondisi pengungsian akibat erupsi Gunung Semeru. (Foto: BEN/Tugu Jatim)

Dua Desa di Lumajang Bertahan di Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Semeru

4
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

4
senjata api

Polisi Bekuk Sindikat Senjata Api di Malang, Sita Belasan Pucuk Pistol

3
Ilustrasi rekomendasi tembakau untuk rokok tingwe. (Foto: Pixabay) tugu jatim

4 Rekomendasi Tembakau bagi ‘Sekte’ Tingwe

Januari 23, 2021
Wali Kota Malang, Sutiaji (kiri) bersama GM Tugu Malang ID, Fajrus Sidiq saat webinar nasional yang digelar Tugu Media Group, Sabtu (23/1/2021). (Foto: Dokumen) tugu malang, tugu jatim

Kisah Keluarga Wali Kota Malang yang Sempat Terpapar COVID-19

Januari 23, 2021
Ilustrasi rekomendasi makanan yang cocok dimakan saat musim hujan. (Foto: Pixabay) tugu jatim

5 Makanan atau Minuman yang Cocok Dinikmati saat Musim Hujan

Januari 23, 2021
Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. (Foto: Rangga Aji/Tugu Jatim)

Usai Divaksin COVID-19, 22 Nakes Alami Beberapa Gejala Efek Samping

Januari 23, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications