MALANG, Tugujatim.id – Penjual nasi goreng (nasgor) di Kota Malang bernama Dartadi, 60, viral di media sosial. Lantaran penjual nasgor di Jalan Muharto Gang 5B itu terus bekerja meski memiliki kekurangan fisik. Bahkan dari tangan kreatifnya, rombong nasgor dia rombak hingga memiliki mesin pengaduk nasi.
Ya, lengan kirinya patah dalam insiden kecelakaan di Madura pada 2018 silam hingga membuat lengannya tak berfungsi secara normal. Namun, hal itu tak membuatnya patah semangat untuk tetap berjualan nasgor meski hanya menggunakan satu tangan.
Dartadi yang juga memiliki keahlian instalasi elektronik dan las itu berhasil menyisipkan mesin pengaduk nasi dengan penggerak motor dinamo. Tak hanya untuk mengaduk nasi, mesin itu juga bisa mengeluarkan air untuk membersihkan wajan nasi goreng.
Mesin itu dia buat dari bahan-bahan perkakas. Dia merangkai besi-besi dan pisau layaknya jari-jari pengaduk. Mesin itu dia pasang menggantung di atas wajan dan bisa diatur kecepatan putarnya.
“Saya buat mesin ini awalnya karena kena musibah kecelakaan yang membuat lengan saya patah. Kemudian tenaga saya gak mampu, tapi harus tetap bekerja untuk anak istri,” ujarnya saat ditemui Kamis malam (14/10/2021).
Dia mengaku bisa menggunakan mesin itu dengan sempurna setelah melakukan eksperimen selama setahun lebih. Dalam eksperimen itu, dia bahkan sempat hampir putus asa karena terus mengalami kegagalan.
Ayah 3 anak ini memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan uji coba mesin tersebut. Dia biasa berjualan nasgor mulai pukul 18.00-01.00. Bahkan usai berjualan, dia juga sering mengutak-atik mesin itu hingga Subuh.
“Saya buat ini hampir 1,5 tahun, tapi baru sempurna sekitar 6 bulan terakhir. Jadi setahun itu bongkar pasang, pulang kerja sampai mau kerja lagi. Pasang gak cocok, bongkar lagi. Selama setahun, sampai stres saya dan hampir putus asa,” ucapnya.
Penjual nasgor yang sudah berjualan selama 8 tahun itu juga sempat mempekerjakan orang lain dalam usahanya. Namun lantaran beda rasa, banyak pelanggan yang meninggalkannya.
Melalui mesin pengaduk nasi hasil inovasinya, kini para pelanggannya berangsur mulai kembali dan bisa meningkatkan jumlah penjualan. Dalam sehari, dia bisa menghabiskan 8-10 kilogram nasi dengan didampingi Maryam, istrinya.
“Alhamdulillah, sekarang pendapatan sudah normal. Sehari habis 8-10 kilogram nasi meski dulu sebelum pandemi bisa sampai 15 kilogram,” ucapnya.