MALANG, Tugujatim.id – Apakah anak pengidap autisme membutuhkan peran orang tuanya? Ya, tentu saja orang tua memiliki peran penting mendukung saat merawat anak autisme. Mulai dari dukungan fisik maupun mental diperlukan untuk tumbuh kembang dan kemandirian mereka dalam keseharian.
Untuk diketahui, autisme itu gangguan tumbuh kembang anak atau individu yang berpengaruh terhadap kesulitan untuk berkomunikasi hingga berinteraksi sosial. Karena itu, orang tua perlu mendukung dan merawat anak dalam tumbuh kembangnya.
Selain perawatan terbaik secara medis, orang tua juga perlu mendukung baik secara fisik maupun mental kepada anak yang pengidap autisme. Alasannya, dukungan orang tua maupun keluarga dapat berdampak untuk pertumbuhan anak pengidap autisme.
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendukung anak pengidap autisme. Apa saja?
1. Fokus pada Hal Positif
Seperti halnya memberi perlakuan yang sama kepada anak lainnya, orang tua perlu berfokus memberikan hal-hal yang positif sebagai bentuk dukungan. Seperti anak pada umumnya, anak dengan autisme juga senang mendapatkan respon positif dari orang tua mereka.
Orang tua dapat memberikan pujian sederhana ketika anak berhasil melakukan instruksi yang diminta seperti mengambil alat makan mereka sendiri. Hal itu sebagai bentuk rasa cinta yang tulus kepada orang tua dan menambah kepercayaan diri anak karena merasa dicintai oleh kedua orang tuanya.
2. Sabar Mengatasi Anak
Dukungan dapat diberikan orang tua kepada anak pengidap autisme adalah dengan sabar dalam menghadapi perilaku mereka. Karena anak yang mengidap autisme mengalami gejala emosi yang kurang stabil dan juga muda tantrum.
Sebaiknya orang tua tetap sabar dan beri waktu pada anak. Serta tetap memberi respons positif kepada anak dan terus mendampingi mereka. Dukungan seperti itu yang dibutuhkan anak dengan autisme dalam proses tumbuh kembangnya.
3. Berkegiatan yang Menyenangkan bareng Anak
Orang tua sebaiknya perlu melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama anak setiap harinya secara rutin dan terjadwal. Bagi anak yang mengidap autisme, kegiatan menyenangkan bersama kedua orang tuanya jadi sebuah dukungan secara mental agar mereka tetap dapat produktif.
Selain itu, melalui kegiatan bersama yang dilakukan orang tua dan anak dapat membuat hubungan dapat terjalin dengan baik dan anak dapat merespons hal-hal positif yang diberikan oleh orang tuanya.
4. Orang Tua Perlu Mengajak Anggota Keluarga Lain Memberi Dukungan ke Anak
Tidak hanya dukungan dari orang tua, dukungan dari anggota keluarga lain juga penting untuk memberi dukungan dan perawatan kepada anak pengidap autisme. Dukungan yang diberikan oleh saudara kandung, kakek, nenek, dan keluarga besar akan memberi dukungan moral kepada anak autis atau anak berkebutuhan khusus selama menjalani pengobatan dan perawatan.
Karena itu, orang tua perlu mengedukasi keluarga terdekat untuk membantu memberi dukungan kepada anak yang mengidap autisme dalam menjalani terapi pengobatan dan perawatan.
Jika Anda ingin mendapatkan wawasan seputar autisme serta gejala anak yang mengalami autisme dapat mengikuti acara internasional, Malang Autism Summit 2024 (MAS 24). Acara akan diselenggarakan di Gedung Malang Creative Center (MCC) pada 3-5 Oktober 2024 secara gratis dan terbuka untuk umum.
Baca Juga: Belasan Kucing Mati Massal di Kota Malang, Viral!
Dalam acara tersebut, masyarakat akan memperoleh informasi seputar menangani anak berkebutuhan dari para pakar dan juga akademisi, serta layanan konsultasi seputar anak berkebutuhan khusus, dan beberapa event lainnya.
Acara MAS 24 di support oleh Tugu Media Group yang menaungi Tugumalang.id dan Tugujatim.id. Juga didukung oleh Spekix Special Kids Expo, Drisana, Motherland, Amazing Malang, dan MCC.
Pendaftaran MAS 24 dapat diakses melalui laman berikut ini, https://malangautismsummit.com/PAYMENTGATEWAY/generalregistration.php.
Demikian informasi seputar perbedaan anak yang mengalami autisme dan ADHD serta cara pengobatannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Dwi Lindawati