JAKARTA, Tugujatim.id – Sosok Anggia Erma Rini mungkin sudah banyak dikenal publik lewat kiprahnya di dunia politik. Namun tahukah Anda bagaimana perjalanan karir dan perjuangan anggota DPR RI yang satu ini dalam membela hak-hak perempuan?
Kisah Masa Kecil Anggia, Anggota DPR RI yang Dulu Ingin Jadi Penyiar
Anggia kecil lahir di Sragen, September 1974. Ia menempuh pendidikan dasar sama seperti anak-anak seusianya. Pagi hari, Anggia pergi berlajar di sekolah umum, yakni SD Gondang Sragen.
Lalu pada sore harinya, ia melanjutkan aktifvtas di sekolah diniyah dan berlanjut kegiatan mengajij pada malam hari.
Anggia sangat pemalu saat masih kecil. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah wawancara di Media DPR RI. Ia sering bersembunyi saat ada tamu.
Namun uniknya, ia bercita-cita ingin menjadi penyiar. Maklum karena ia sering mengetahui penyiar televisi yang kala hanya ada di TVRI.
Di masa pendidikan SMP, selain bersekolah dan mengaji, Anggia mulai tertarik bergabung di halaqah atau organisasi remaja. Di sana, ia mengikuti beragam aktivitas tambahan seperti shalawat, berdakwah, hingga berpidato. Organisasi tersebut ternyata menjadi cikal bakal berdirinya Ikatan Putra-Putri Nahdhatul Ulama atau IPPNU.
Saat SMA, ia ternyata tak begitu suka dengan pelajaran bahasa Inggris. Namun takdir membawanya masuk ke Program Studi Bahasa Inggris di Universitas Negeri Malang, tempatnya berkuliah.
Bakat organisasinya terus berkembang saat berada di kampus. Ia bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Momen tersebut menjadi awal bagi anggota DPR RI ini tertarik pada isu nasional, terutama tentang perjuangan hak-hak perempuan.
Setelah merampungkan kuliahnya pada 1998, Anggia memutuskan hijrah ke Jakarta. Ia mencoba bekerja di salah satu TV nasional. Hingga akhirnya berkesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 di Universitas Indonesia.
Perempuan yang memilih untuk kos di dekat kantor PBNU ini mengambil jurusan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Iapun telah resmi menjadi kader NU yang kemudian menjadi jalan karirnya hingga saat ini.
Perjuangkan Hak Perempuan Hingga Jadi Ketua Fatayat NU dan Wasekjend DPP PKB
Tepat pada 21 September 2015, Anggia terpilih menjadi Ketua Umum Fatayat NU lewat kongres yang digelar di Surabaya. Jabatan ini ia raih sebelum berhasil menjadi anggota DPR Komisi IV pada pemilu 2019.
Setelah didapuk menjadi ketua Fatayat NU periode 2015-2020, ia langsung merumuskan berbagai program demi membela hak-hak perempuan.
Anggia pun berusaha menjaring aspirasi masyarakat, terutama pada isu yang berkaitan dengan advokasi perempuan dan anak. Ia berusaha mengakomodir kepentingan mereka sebagai kunci pembangunan bangsa
Dalam sebuah kesempatan, ia mengingatkan akan peran perempuan dalam hal politik. Hal ini karena kondisi politik di Indonesia yang masih didominasi oleh kaum laki-laki.
Ia juga memberi semangat pada para kader Fatayat bahwa perempuan adalah “Madrasatul Ula”. Sekolah pertama dalam lingkup keluarga yang mendidik dan mempersiapkan generasi di masa depan. Ibu dan perempuan punya peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moderat dan toleransi.
Anggia punya beberapa fokus yang ingin dicapai saat menjadi ketua Fatayat NU. Mulai dari kemandirian ekonomi, penguatan kapasitas perempuan di berbagai bidang, hingga menekan angka kekarasan anak dan perempuan.
Iapun sempat berkunjung ke Fatayat NU cabang Taiwan pada 2017. Selain menghadiri acara pelantikan pengurus cabang, Anggia menyempatkan bertemu dengan Partai Progresif Demokratik Taiwan untuk membahas berbagai masalah krusial, termasuk kebijakan terhadap perempuan dan anak.
Berkat kepemimpinannya, ia lalu dipercaya sebagai Wakil Sekjend PKB pada era Abdul Muhaimin Iskandar. Pada 2019, ia resmi menjabat sebagai wasekjend DPP PKB untuk masa bakti 2019 hingga 2024.
Melanjutkan perjuangan ke Senayan hingga jabat Wakil Komisi IV DPR RI
Usaha untuk memperjuangan hak-hak perempuan berlanjut ke senayan. Anggia mencoba mencalonkan diri sebagai anggota DPR pada pemilu 2014. Namun, ia belum berhasil.
Rutinitas organisasi di Fatayat dan PKB terus ia jalani sebagai jalan menggapai misinya. Akhirnya pada 2019, iapun berhasil melenggang ke Senayan. Ia terpilih mewakili Daerah Pemilihan VI Jawa Timur, yakni Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar.
Awal menjadi anggota DPR, Anggia dipercaya untuk duduk di Komisi IX DPR. Komisi yang membidangi buruh, ketenagakerjaan, dan kesehatan. Hal ini tak lepas dari latar pendidikannya.
Dengan berjalannya waktu, pimpinan fraksi PKB di DPR melihat potensi terpendam Anggia. Ia lalu dipindah dan dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.
Banyak hal dilakukan Anggia saat dipercaya menjadi wakil ketua komisi yang membidangi pertanian, kelautan, dan lingkungan hidup.
Selain berkoordinasi dan melakukan pengawasan terhadap kinerja kementerian terkait, ia juga kerap melakukan kunjungan langsung ke masyarakat.
Salah satunya saat Anggia menghadiri sebuah acara bimbingan teknis di Tulungagung pada Februari 2023. Dalam acara yang membahas penguatan potensi perikanan di daerah tersebut, Anggia ingin mendorong adanya peningkatan nilai tambah dari hasil panen perikanan.
Anggota DPR ini menilai Tulungagung punya potensi sebagai penghasil produk budi daya perikanan, Apalagi dengan masifnya budi daya ikan lele dan patin di daerah itu.(ads)