BATU, Tugujatim.id – Harga apel di Kota Batu semakin membaik jelang memasuki musim kemarau tahun 2021 ini. Tak heran, awal kenaikan apel pada awal bulan April ini membuat para petani di Kota Apel ini merasa optimistis bisa bersaing menghadapi produk-produk impor dari luar negeri.
Sebagai informasi, harga apel di Kota Batu mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogramnya. Hal itu tentu disambut baik oleh para petani Kota Batu, di mana harga apel pada Januari 2021 lalu sempat jeblok ke harga Rp 4 ribu.
Salah satu petani apel Kecamatan Bumiaji, Usman Hudi menuturkan, kenaikan harga apel mulai terjadi pada awal April 2021. Dia menyebutkan, mulai membaiknya harga apel ini lantaran permintaan pasar meningkat ditengah minimnya hasil panen.
“Sekarang pohon yang berbuah memang sedikit, untuk bisa memenuhi bak truk itu butuh panen selama 5 hari. Kalau dulu sehari bisa penuh satu truk,” ujarnya, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, pohon apel mengalami penurunan produksi lantaran diserang wabah mata ayam. Tibanya musim kemarau ini juga menjadi berkah tersendiri lantaran wabah mata ayam akan berkurang pada musim kemarau. Dengan demikian, maka biaya perawatan bisa dipangkas.
Disebutkan, harga apel impor yang cukup tinggi juga dirasa menjadi salah satu pilihan konsumen membeli apel lokal yang kemudian membuat harga apel Kota Batu mulai membaik. Untuk itu, dia mengaku optimis apel Kota Batu bisa bersaing dengan apel impor.
“Kami optimis harga apel akan terus membaik hingga lima bulan ke depan,” ujar Usman.
Dia berharap, di musim kemarau ini bisa terus memberikan dampak baik bagi petani apel di Kota Batu dan bisa bersaing dengan apel impor.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Batu, Sugeng Pramono menuturkan, pihaknya juga optimistis kerugian petani pada musim penghujan beberapa waktu lalu dapat ditutup dengan pendapatan di musim kemarau.
Menurutnya, sekitar 25 persen dari total petani apel di Kota Batu merugi lantaran diserang wabah mata ayam. Sementara lainnya merugi lantaran buah apel membusuk karena musim hujan.
“Petani apel di Kota Batu ada sekitar 2.500 orang. Tetapi tidak semua ikut dalam kelompok paguyuban, tapi tetap kita dampingi,” ucapnya.