MOJOKERTO, Tugujatim.id – Jembatan putus yang menghubungkan Desa Kedunggempol dan Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari, ditinjau langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto Muhammad Al Barraa. Diketahui, putusnya jembatan penghubung ini akibat debit air Sungai Sadar meningkat karena derasnya hujan selama dua hari.
Saat berada di lapangan, Wabup yang akrab disapa Gus Barra ini mendatangkan alat berat yakni ekskavator untuk proses penanganan rehabilitasi jembatan penghubung dua desa tersebut. Selain itu, turunnya ekskavator ini untuk membersihkan tanaman eceng gondok yang menumpuk di bawah jembatan.
Baca Juga: Gus Miftah Mundur sebagai Utusan Khusus Presiden: Antara Kontroversi dan Tanggung Jawab Moral
“Karena tanaman eceng gondok di bawah jembatan ini menumpuk. Sehingga aliran air Sungai Sadar mengarah ke bawah jembatan sisi utara. Pangkal jembatan sisi utara juga tergerus sehingga jembatan ambles,” jelas Gus Barra, Jumat (06/12/2024).
Tidak hanya itu, dampak dari putusnya jembatan membuat masyarakat dua desa kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Warga harus rela memutar sejauh sekira 3 kilometer untuk menyeberangi jembatan penghubung pada sisi timur. Alhasil, jembatan darurat sementara waktu didirikan guna menunjang mobilitas warga.
“Kami carikan solusi. Sudah kami hubungi sekda dan OPD terkait. Selanjutnya pemkab membuatkan jembatan sementara agar dalam waktu dekat bisa digunakan. Sebagai solusi emergency,” tandas Gus Barra.
Baca Juga: Hasil Rekapitulasi Pilkada Mojokerto 2024, Berikut Selisih Keunggulan Mubarok-Idola
Terpisah, Plt Camat Mojosari Yulius Bakhtiar menjelaskan, jembatan putus ini terpantau pada Selasa dini hari (03/12/2024). Saat itu debit air Sungai Sadar tinggi. Tidak hanya itu, jembatan tersebut menjadi akses utama masyarakat Desa Kedunggempol dan Kebondalem.
“Wabup Gus Barra langsung memberikan arahan untuk pembangunan jembatan darurat agar aktivitas masyarakat terbantu. Jadi langsung mendapat tindak lanjut,” bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati