MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menggelar Ngaji Bareng bersama Emha Ainun Nadjib di GOR dan Seni Majapahit No 149, Rabu malam (15/02/2023). Acara yang dihadiri Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari itu pun disambut antusias oleh warga. Apalagi Cak Nun, sapaan akrab Emha Ainun Nadjib, memberikan gambaran soal tempat Isra Mikraj.
Ya, tempat yang dimaksud Cak Nun itu yaitu Masjidil Haram dan Masjid Aqsa. Apa yang menjadi keterangan dari budayawan yang akrab disapa Cak Nun ini dari dua tempat tersebut?
Masjidil Haram merupakan tempat yang menenangkan bagi umat Muslim. Sebaliknya, Masjid Aqsa dianggap tempat yang mengkhawatirkan. Sebab, hingga kini masih menjadi rebutan umat Muslim dan non Muslim.
“Kamu kalo umroh atau haji di Masjidil Haram itu bikin tenteram apa engga? Kalau iya, itulah lambang ketenteraman hati manusia. Lha kalau masjid Aqsa kan jadi rebutan. Ga bikin tentrem,” ujar Cak Nun.
Dia menambahkan, itulah gambaran hidup manusia. Dia melanjutkan, manusia hidup dari satu kebahagiaan menuju satu kesulitan. Dari kesulitan itu, biasanya manusia lebih banyak belajar tentang kehidupan.
“Bila hidupmu nyaman, pasti ga banyak belajar karena wes nyaman. Tapi, begitu kamu nyaman dipindah Allah ke keadaan sulit, dari bahagia menjadi sedih, kamu akan belajar banyak, banyak mendapat ilmu-ilmu baru. Kita hidup bukan mau mencari masalah, tapi adanya masalah malah bikin hidup kamu jadi berkah,” imbuh budayawan asal Jombang itu.
Bagi Cak Nun, bila belajar dari kondisi yang berlawanan seperti keadaan di atas atau menemui keadaan paradoksal, di situ terletak rahmat Allah.
“Justru dari keadaan yang paradoksal itulah terletak rahmat Allah. Dari situlah tanda-tanda kehidupan benar ada. Kalau kamu hidupnya enak-enak saja, ga mungkin ada tanda kehidupan. Harus melalui keadaan susah dulu, keadaan tidak enak, biar dapat ayat baru, dapat ilmu baru. Jadi, bila kamu mendapat masalah jangan gupuh. Di situlah ilmu Allah bekerja,” ujarnya.