SURABAYA, Tugujatim.id – Tidak sesuai ekspektasi atau target yang ditetapkan sebelumnya, okupansi hotel di Surabaya selama Piala Dunia U-17 2023 setiap pertandingan hanya naik 5-10 persen atau terisi 15-20 kamar.
“Surabaya, meskipun belum sesuai ekspektasi alhamdulillah ada kenaikan meski 5-10 persen setiap pertandingan,” kata Ketua Harian Korwil Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surabaya Puguh Sugeng Sutrisno dalam konferensi pers, Selasa (21/11/2023).
Sebelumnya, PHRI Surabaya menargetkan okupasi hotel saat penyelenggaran Piala Dunia U-17 2023 naik hingga 90 persen.
“Sebanyak 5-10 persen itu hanya hotel tertentu yang dekat venue dan dekat shuttle bus,” imbuh Puguh.
Dia menjelaskan, beberapa faktor sepinya minat masyarakat atau penonton yang menginap di hotel saat pertandingan Piala Dunia U-17. Pertama, adanya fasilitas shuttle bus semakin mempermudah akses penonton. Sehingga, penonton tidak perlu menginap dan menetap di Surabaya.
“Tapi karena adanya kemudahan shuttle itu, tamu luar kota tidak harus menginap. Jadi, hari saat itu langsung balik,” ungkapnya.
Kedua, beberapa hotel di Surabaya memang penuh untuk kegiatan partai politik. Ketiga, kurangnya minat masyarakat dalam menonton Piala Dunia kelas usia 17 tahun.
“Semenjak kami U-20 tidak jadi itu, kami antusias dan sangat berharap diadakan di Surabaya. Jadi karena ini kelas U-17, jadi belum banyak yang lihat,” paparnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya dan PHRI Surabaya telah menjalin kerja sama untuk menarik pengunjung dengan sejumlah paket wisata di Surabaya.
“Sudah (menyiapkan paket wisata). Hotel bikin kerja sama dengan pemangku wisata. Destinasi di Surabaya ini semakin banyak, wisata religi, mangrove, dan lain-lainnya. Hotel sudah siap untuk itu jauh-jauh hari. Kami diminta pemkot untuk mempromosikan wisata,” tuturnya.
Selain diimbau untuk memasang umbul-umbul dan dekorasi, Pemkot Surabaya juga mengajak PHRI untuk gencar mempromosikan produk UMKM berupa pernak-pernik Piala Dunia U-17.
“Sebelum Piala Dunia U-17, kami diimbau untuk kerja sama dengan UMKM untuk mempromosikan pernak-pernik. Merchandise itu kerja sama dengan UMKM yang memproduksi, bahkan kami sertakan menjadi paket di kamar berupa gantungan kunci misalnya. Lalu pajang di lobi, resto, dan sebagainya,” ujarnya.
Meski demikian, tidak dapat dipungkiri jika okupansi hotel di Surabaya hanya tinggi saat pembukaan Piala Dunia U-17 di Stadion GBT, 10 November 2023.
Beberapa hotel yang dipersiapkan untuk pemain dan oficial yakni JW Marriot, Shangri-La, Vasa Hotel, Double Tree, dan Grand Swiss Belhotel.
“Tanggal 10 itu memang alhamdulillah itu rezeki dari pembukaan di Surabaya. Hotel di tengah kota sangat bagus. Rata-rata okupansinya 90 persen tidak full. Ada artis dan menteri-menteri yang mengisi,” ucapnya.
Puguh berharap, ke depannya akan ada banyak event nasional maupun internasional yang mengundang animo masyarakat yang diselenggarakan di Surabaya. Jadi, tidak hanya okupansi hotel di Surabaya yang akan meningkat, tapi juga geliat ekonomi dan UMKM setempat.
“Sangat layak Surabaya menjadi tuan rumah dan penyelenggara karena support pemkot dengan event di Surabaya. Harapan kami itu multiefek-nya itu ramai sehingga UMKM dan ekonomi bisa berimbas tidak hanya hotel. Harapan kami di tahun-tahun mendatang ada event yang lebih besar di Surabaya,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati