Sanggar Penerangan Surabaya, Simbol Kedamaian Teosofi dan Ruang Diskusi Lintas Agama

sanggar penerangan tugu jatim
Kondisi Sanggar Penerangan Surabaya saat ini. Foto: Bayu Putih/Tugu Jatim

SURABAYA, Tugujatim.id – Surabaya dikenal sebagai kota metropolitan yang sarat akan keanekaragaman sosial-budaya. Lebih dari itu, di salah satu sudut Kota Pahlawan itu, terdapat sebuah bangunan era kolonial bernama Sanggar Penerangan yang sampai saat ini masih aktif digunakan untuk ruang diskusi lintas agama.

Sanggar Penerangan terletak di Jalan Serayu No 11 Surabaya, Jawa Timur. Bangunan tersebut masih satu lokasi dengan Gereja Katolik Bebas St Bonifacius. Diketahui, kedua bangunan itu memiliki keterhubungan perihal perkembangan teosofi di Jawa Timur.

Bangunan Sanggar Pencerahan sudah ada sejak 1923. Dalam kurun waktu yang lama, sanggar tersebut telah mampu menumbuhkan spirit heterogenitas bagi para anggotanya untuk menghadapi kehidupan beragama yang terkadang tidak lepas dari benturan-benturan.

Anggota Sanggar Pencerahan, Gunarya mengatakan bahwa Sanggar Pencerahan selalu terbuka bagi seluruh kalangan. Menurutnya, ilmu ketuhanan tiap manusia memiliki dasar yang sama dan hanya dibedakan oleh kerangka sosial semata.

“Memang agama bersifat separation dan itu menjadi tujuan diskusi teosofi,” ujar pria yang akrab disapa Pak Gun itu, pada Kamis (2/2/2023).

Gereja Katolik Bebas St Bonifacius juga tidak terlepas dari kemajuan keyakinan teosofi di tempat itu. Alasan diberikan frasa “Gereja Katolik Bebas” ialah arus yang diikuti oleh segenap pengurus rumah ibadah bertumpu pada liberal. Saat ini, mayoritas gereja di Indonesia lebih condong pada Katolik Roma. Kedua arus tersebut cukup bertolak belakang dan masih menjadi perdebatan hingga masa kini.

Saban hari Minggu pukul 10.00 pagi setelah misa, Sanggar Pencerahan Surabaya masih digunakan bagi beberapa kalangan untuk melaksanakan tukar pikiran seputar ilmu kebijakan tentang Tuhan. Tidak seperti kebanyakan tempat ibadah, agenda di sanggar tersebut memang lebih banyak disebar melalui pesan pribadi antaranggota.

Salah satu hal menarik dari Sanggar Pencerahan Surabaya ialah adanya batu pertama yang masih terawat menampilkan nama penginspirasi bangunan tersebut. Di dalam batu itu, terpampang nama bertuliskan “Leadbeater.” Untuk menuju tempat tersebut, pengunjung melewati lorong dengan jalan setapak mengarah ke belakang sanggar.

sanggar pencerahan tugu jatim
Batu pertama Sanggar Pencerahan Surabaya. Foto: Bayu Putih/Tugu Jatim

Perlu diketahui, gereja “liberal” ialah tempat ibadah yang menyuguhkan transparansi untuk diakses seluruh umat beragama. Itulah yang menjadikan Sanggar Pencerahan Surabaya sebagai “pokok pikiran” Gereja St Bonifacius bahwa level keyakinan masing-masing orang bersifat dogmatis dengan konsep Tuhan yang tidak berbeda.

Saat ini, depan bangunan Sanggar Pencerahan Surabaya digunakan sebagai usaha tempat makan sederhana. Bukan tanpa sebab, tempat makan tersebut dikelola oleh anggota yang terhimpun dalam pengurus Gereja Katolik Bebas St Bonifacius.