Oleh: Adinda Nurul Kamila, Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone
Tuan
Manusia datang silih berganti
Ada yang memilih untuk menetap
Namun tak sedikit pula yang memilih untuk beranjak
Kita sering kali mengharapkan kehadiran orang lain
Berharap orang lain bisa menjadi pelangi untuk kita
Namun kita kerap kali melupakan satu hal
Jikalau kita sendiri pun bisa menciptakan pelangi untuk diri sendiri
Dan tak jarang
Kita terlalu sibuk mengobati luka orang lain
Sampai kita pun mengabaikan luka kita
Yang nyata kita jauh lebih terluka
Karenanya
Self love, first
Bagaimana kita bisa mencintai orang lain
Di saat diri sendiri pun tak bisa kita cintai
Bukankah rumah paling nyaman adalah kepala kita sendiri
Dekap paling hangat adalah dari sepasang lengan sendiri
Sebab,
Berada di tengah keramaian namun terasa hening
Berada di tengah kesunyian namun terasa bising
Bukanlah satu hal yang menyenangkan