JEMBER, Tugumalang.id – Tantangan ketahanan pangan di Era Prabowo Subianto dari kaca mata Profesor Pertanian Universitas Jember (Unej). Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jember (Unej), Prof. Dr. Ir. Soetriono, M.P., menekankan pentingnya isu ini sebagai prioritas di pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
Menurutnya, ketahanan pangan harus dilihat dari sudut produksi dan kecukupan, di mana peningkatan produktivitas pertanian secara riil menjadi salah satu kunci utama yang harus diwujudkan.
Soetriono menjelaskan bahwa pendekatan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian perlu diambil untuk meningkatkan produktivitas. Di Pulau Jawa, intensifikasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang sudah ada.
Langkah ini mencakup penggunaan benih unggul, metode budidaya yang tepat, pemupukan yang sesuai dosis dan waktu, serta perbaikan unsur hara tanah.
Ia menambahkan bahwa penggunaan benih unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim dan memiliki potensi hasil tinggi merupakan langkah awal yang penting. Pemerintah perlu mendorong penelitian dan pengembangan varietas baru yang tidak hanya tahan terhadap hama dan penyakit, tetapi juga memiliki kualitas nutrisi yang lebih baik.
Soetriono juga menyoroti pentingnya penerapan teknologi budidaya yang tepat dan akses informasi bagi petani tentang cara-cara budidaya yang benar. Dengan demikian, produktivitas dapat meningkat tanpa merusak ekosistem tanah. Selain itu, sistem irigasi di Pulau Jawa perlu diperbaiki untuk mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan atau banjir.
Di luar Pulau Jawa, ekstensifikasi pertanian melalui perluasan lahan menjadi strategi penting untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Namun, ia mengingatkan bahwa perluasan lahan harus didasari kajian kelayakan agar tidak merusak lingkungan.
Aspek tataniaga pangan juga perlu perhatian serius, di mana kebijakan yang efektif dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan mengurangi impor atau menerapkan pajak pada pangan murah, di mana hasil pajak tersebut dapat digunakan untuk subsidi petani lokal.
Soetriono menegaskan bahwa tanpa dukungan pemerintah yang nyata kepada petani, semua upaya ini akan sia-sia. Transparansi dan pengawasan ketat perlu diterapkan agar dana yang dialokasikan untuk sektor pertanian digunakan dengan tepat. Peningkatan produksi dan kesejahteraan petani harus berjalan seiring, dan ketahanan pangan akan terwujud jika petani mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.
“Kesejahteraan petani adalah kunci menuju kedaulatan pangan. Pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto memiliki tanggung jawab besar untuk merealisasikan visi tersebut,” pungkas Soetriono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Penulis: Feni Yusnia
Editor: Darmadi Sasongko