MALANG – Kegalauan orang tua murid di Kabupaten Malang lantaran anaknya belum bisa masuk sekolah kembali rupanya akan segera menghilang. Sebab, SMAN 1 Turen sudah menjalani percobaan pembelajaran tatap muka selama 3 minggu.
Hasil percobaan ini nantinya akan menjadi pertimbangan bagi SMA/SMK lain di Kabupaten Malang untuk ikut mengaktifkan pembelajaran tatap muka kembali.
“Ini jadi simulasi untuk pembukaan sekolah lagi. Karena ini adalah arahan dari Gubernur Jatim dan dari Diknas (Pendidikan),” ungkap Bupati Malang, Muhammad Sanusi usai mengunjungi SMAN 1 Turen pada Senin (07/09/2020).
Baca Juga: Tengkorak Kepala Diduga Harimau Jawa Ditemukan di Kali Metro, Malang
Siswa-siswi yang masuk sendiri akan dipisahkan berdasarkan nomor absen tiap kelas. “Ini sudah jalan dan masuk kembali tapi dengan separuh kapasitas kelas dan ganjil genap setiap minggu,” jelasnya.
Sementara SD dan SMP tampaknya masih harus menunggu waktu lebih lama lagi. “Kalau SD dan SMP masih menunggu kita. Kalau yang SMK dan SMA bukan kewenangan Bupati,” tukasnya.
Kepala Sekolah SMAN 1 Turen, Ibnu Harsoyo mengatakan jika dalam satu kelas hanya diisi 16-18 siswa. Setiap meja juga hanya diisi satu siswa dengan dipisahkan bilik-bilik mika.
“Dalam satu kelas maksimal 16 – 18 anak, dan mengacu pada protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan,” bebernya.
“Dan kami juga menerapkan ganjil genap sesuai nomor absen siswa. Jadi, jika hari ini yang masuk ganjil, maka besok yang masuk genap,” sambungnya.
Dalam seminggu, siswa hanya diberikan jatah 2 kali masuk. “Karena siswa kami sejumlah 1.200 siswa, jadi kami bagi shift seminggu 2 kali. Dan siswa yang tidak masuk ke sekolah dia belajar daring di rumah,” jelasnya.
Baca Juga: Pencemaran Mikroplastik Sungai Brantas Tinggi, Didominasi Limbah Rumah Tangga
“Jadi siswa masuk sekolah tatap muka ini sejenis konsultasi klinis tentang pendidikan. Seperti sekolah online kendalanya apa, sehingga menekan biaya operasional seperti kuota internet,” lanjutnya.
Percobaan ini sendiri sebenarnya sudah berjalan selama 3 minggu. Kebijakan ini Sesuai Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Gubernur Jawa Timur Nomor 420/11350/101.1/2020 tentang Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka.
Uji coba ini terbatas pada jenjang SMA/SMK/SLB di Jawa Timur, ujicoba sendiri dimulai sejak 18 Agustus 2020.
“Percobaannya di minggu pertama kita coba seminggu masuk satu kali. Lalu setelah feedback dari guru dan orang tua/wali murid, kita sempurnakan menjadi seminggu 2 kali,” jelasnya.
Bila memungkinkan, nantinya di Bulan Januari SMAN 1 Turen akan melangsungkan pembelajaran tatap mata seminggu 3 kali.
Sementara itu, untuk indikator-indikator kesuksesan uji coba ini mulai kedatangan siswa, permasalahan belajar sampai produk pembelajaran siswa. Dan siswa sendiri maksimal hanya belajar selama 4 jam di kelas dengan jam pulang pukul 11.30 WIB.
Untuk sekolah-sekolah yang melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka sendiri di Kabupaten Malang hanya SMAN 1 Turen, SMK Bina Bangsa Dampit dan SLB Sumberpucung.
Terakhir, Ibnu berujar jika saat ini setidaknya sudah ada 13 sekolah yang sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka. (rap/gg)