MALANG, Tugujatim.id – Tim pengabdian UM yang diketuai Nandang Mufti MT PhD dengan Dekan Fakultas MIPA Prof Dr Hadi Suwono terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 5.000 VA melakukan serah terima pada Jumat (19/11/21). Sistem PLTS ini merupakan pengembangan dari sistem off-grid yang sebelumnya ada di Taman Energi FMIPA UM. Pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan inverter Hybrid dan inverter on grid yang masing-masing berkapasitas 5 kVA.
Nanang yang juga ketua pusat manerial maju untuk energi terbarukan UM menjelaskan, sistem PLTS yang baru ini, energi listrik yang diperoleh dari sel surya dibagi menjadi dua bagian. Pertama menggunakan inverter hybrid 5 kVA untuk mensuplai kebutuhan energi listrik di taman energi dan sistem monitoring lingkungan yang terletak di seberang taman Energi FMIPA. Kedua, yaitu satu inverter lagi digunakan untuk mensuplai kebutuhan energi listrik di laboratorium sentral mineral dan material maju UM dalam upaya untuk mengurangi tagihan listrik di Gedung B18 ini.
Pengembangan sistem PLTS ini diperlukan dalam upaya untuk mengoptimalkan PLTS yang ada di taman energi ini. Karena dalam beberapa tahun terakhir terjadi over supply akibat tidak berfungsinya sistem pompa air yang biasa digunakan untuk menyalakan air mancur di lingkungan taman energi. Selain itu, pengembangan sistem PLTS ini juga untuk menjadikan taman energi di lingkungan FMIPA UM sebagai laboratorium PLTS bagi mahasiswa. Jadi, mereka bisa lebih mengenal sistem PLTS secara nyata, baik untuk sistem on-grid maupun hybrid off-grid.
Untuk sistem inverter hybrid-off grid di dalamnya sudah terintegrasi antara Solar charge controller (SCC), Automatic Transfer Switch (ATS), dan charger dalam satu sistem. Pada inverter ini digunakan baterai VRLA 100 Ah sistem 48 V. Ketika siang hari, panel surya akan men-charge baterai dan sistem kelistrikan di taman energi secara otomatis akan menggunakan PLTS.
“Tapi, jika tegangan sudah relatif rendah, maka sistem kelistrikan akan pindah ke PLN dan baterai di-charge juga oleh PLN,” ungkap kepala laboratorium sentral mineral dan material maju ini.
Selanjutnya dosen jurusan fisika ini menjelaskan, pada sistem inverter on-grid, maka energi listrik DC yang dihasilkan dari panel surya akan dikonversi menjadi energi listrik AC dan langsung disalurkan ke Gedung B18. Pada sistem ini, penggunaan energi listrik secara otomatis akan diprioritaskan dari inverter on grid ini, sedangkan sisanya di-supply dari PLN. Sehingga semakin besar energi yang dihasilkan dari panel surya akan semakin kecil penggunaan energi dari PLN. Selain itu, pada inverter on grid ini dilengkapi dengan sistem IoT yang dapat memonitor penghasilan listrik dari PLTS yang disalurkan ke gedung laboratorium sentral.
“Pengembangan sistem PLTS ini tidak hanya mewujudkan penggunaan energi yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbondioksida juga dapat dimanfaatkan untuk bahan pengajaran dan penelitian bagi civitas academica, khususnya mahasiswa dan dosen di lingkungan UM. Harapannya ke depan semakin banyak inovasi dan penggunaan PLTS di lingkungan UM yang menjadi dalah satu indikator dalam pemeringkatan “green campus”. Selain itu, juga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan energi baru terbarukan,” ujar Nandang.
Menurut Dekan Fakultas MIPA Prof Dr Hadi Suwono, kegiatan pengabdian mahasiswa ini sangat bernuansa inovasi karena mengembangkan sistem sebelumnya. Selain itu, pembangunan sistem PLTS ini dengan tujuan optimalisasi PLTS di taman energi juga sebagai bahan media ajar bagi para mahasiswa secara nyata tentang sistem energi baru terbarukan sejalan dengan program pemerintah dalam yang terus mengembangkan green energy.
“Dengan dikembangkannya sistem PLTS on grid dan hybrid ini, kami berterima kasih dan mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan sistem PLTS ini, terutama kepada tim pengabdian dalam kampus UM. Semoga hal ini dapat menjadi inspirasi bagi laboratorium perguruan tinggi lain dan semua pihak yang sedang mengembangkan kemandirian energi di Indonesia,” tambahnya. (ads)