MALANG, Tugujatim.id – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menerjunkan tim keilmuannya untuk mengembangkan potensi limbah ternak di Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada Minggu (14/8/2022).
Desa Watugede memang memiliki potensi peternakan yang besar. Namun sejauh ini limbah ternak masih belum dioptimalkan pemanfaatannya. Padahal ini adalah potensi yang bisa dikelola.
Dalam rangka program tersebut, Unikama memberikan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan pupuk organik dan pakan fermentasi. Selain itu, juga ada kelompok KKNT MBKM yang dikirim Unikama untuk mengoptimalkan limbah pertanian dan peternakan sebagai pupuk ramah lingkungan.
Unikama sekaligus menjadikan program ini sebagai salah satu bentuk riset dalam mengembangkan model Eduscience Villages Project (EVP). Model keilmuan ini bertujuan mewujudkan sumbangsih perguruan tinggi dalam mengembangkan potensi desa.

“Kami melihat potensi besar di Desa Watugede, seperti limbah ternak banyak yang tak dimanfaatkan. Jadi kami ingin memberikan solusi pemanfaatan limbah itu,” kata Ketua Tim Riset Keilmuan Skema Riset Desa, sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unikama, Dr. Maris Kurniawati, S.Si., M.Kes., M.Si.
Para peternak di Desa Watugede, kata dia, akan diberikan wawasan pengelolaan peternakan. Mulai pembuatan pakan fermentasi yang diproyeksikan mampu memberikan solusi kepada peternak yang kesulitan pakan saat musim kemarau.
Kemudian memberikan wawasan pemanfaatan limbah ternak. Seperti merubah limbah ternak menjadi pupuk kompos organik hingga bahan bio gas. Tentu hasil pemanfaatan limbah ternak tersebut nantinya bisa digunakan secara pribadi maupun untuk kemersial yang pada akhirnya mampu menghidupkan perekonomian Desa Watugede.
“Tentu program ini akan berkelanjutan. Antara 3-5 tahun kedepan, setidaknya kami bisa memberikan sumbangsih untuk mengembangkan desa,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Watugede, Achmad Junaidi menilai bahwa kehadiran Unikama tentu bisa mendorong para peternak untuk berkembang. Dia mengakui bahwa peternak di desanya memang masih belum mampu mengoptimalkan limbah ternak.
“Pengelolaan limbah ternak di desa kami hanya sebatas pengetahuan tradisional. Kadang dibuang, kadang diambil pihak luar,” katanya.
“Ini kan kalau para peternak diberi pengetahuan pengelolaan limbah dan kemudian bisa mengelola dengan baik. Tentu ini bisa berpotensi meningkatkan kesejahteraan,” imbuhnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim