Sebanyak 115 dokter gigi di Indonesia terjangkit virus corona di mana 11 di antaranya meninggal dunia. Data tersebut tercatat di Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) yang mencatat setelah Indonesia mengalami pandemi COVID-19 selama kurang lebih 8 bulan lamanya.
Ketua PB PDGI, drg. RM Sri Hananto Seno MM Sp. BM menyatakan bahwa banyak rekan sejawatnya yang belum berani buka praktik lantaran pandemi yang masih berlangsung.
Baca Juga: 12 Aplikasi untuk Membuat Hidup Lebih Terorganisir
“Belum ada tanda-tanda COVID-19 di Indonesia mereda. Bahkan angka terkonfirmasi positif masih di atas 3.500 orang setiap harinya. Ini tentu menjadi hal yang mencemaskan bagi kami. Sehingga belum semua rekan-rekan yang berani buka praktik, terutama yang sudah sepuh karena resiko terpapar cukup tinggi,” Sri Hananto Seno dalam konferensi pers virtual ‘Peringatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Tengah Pandemi’, dilansir Basra, partner Tugu Jatim, Kamis (12/11).
Tak kunjung meredanya COVID-19 di Indonesia, lanjut Seno, hampir semua pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih tutup. Pelayanan hanya diberikan untuk tindakan dental emergency.
Sebagaimana diketahui penularan COVID-19 berasal dari tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika batuk, bersin, dan berbicara. Sementara, dokter gigi memeriksa mulut secara langsung dan berada dalam jarak kontak yang sangat dekat dengan pasien.
Baca Juga: Kisah Ervita Sari, Perempuan dengan 7 Pekerjaan Berbeda Sekaligus
Tentunya, pasien yang mulutnya diperiksa tidak memakai masker sehingga rentan terhadap penularan dari sekitar. Selain itu, COVID-19 dapat menyebar melalui transmisi aerosol, dan banyak prosedur gigi umum seperti pembersihan gigi menghasilkan aerosol.
Masyarakat yang ingin melakukan perawatan gigi rutin, kata Seno, dapat memanfaatkan layanan virtual seperti teledentistry.
“Sebenarnya teledentistry ini sudah ada sebelum pandemi merebak, hanya saja masih belum banyak dilirik. Baru setelah ada pandemi ini, teledentistry mulai dikembangkan lagi,” tukasnya.
Layanan teledentistry dapat diberikan untuk screening pasien sebelum memberikan pelayanan, dan memastikan pasien tidak menunggu lama di klinik dengan mengatur jadwal kunjungan pasien secara teledentistry.
Baca Juga: Spoiler One Piece 995: Pertarungan Big Mom vs Marco Dimulai
Screening secara teledentistry bisa melalui fitur aplikasi whatsapp maupun yang lainnya.
Adapun kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera contohnya adalah perdarahan gusi yang terus menerus, bengkak bernanah, sakit yang tidak tertahankan meskipun sudah minum obat, bengkak sampai sulit bernafas, dan sulit membuka mulut, serta kondisi gigi patah dan berdarah. (Basra/gg)
Sumber Artikel: Berita Anak Surabaya (Basra)