Surabaya – Relawan Pemenangan Pilkada Saya Pemuda PKS (Persada PKS) Koordinator Wilayah Jawa Timur ingin agar generasi milenial menguasai dunia teknologi. Sebab, pihaknya mengibaratkan bahwa adanya pandemi COVID-19 ini seakan memaksa dunia untuk masuk ke dunia digital.
Hal tersebut disampaikan oleh Staff Khusus Presiden PKS Bidang Pemuda dan Kewirausahaan, Iwan Kurniawan dalam acara bertajuk “Millenial’s Meet Up: Ngobrol Asyik Sociopreneur, Entrepreneurship, dan Leadership” yang digelar di Pool Garden Paipillo Hotel, Surabaya, Rabu (2/12/2020) malam.
Acara tersebut digelar oleh Persada PKS Jawa Timur, Gema Keadilan, PKS Muda, Garuda Keadilan, dan Partai Keadilan Sejahtera. Total terdapat sebanyak 50 Anak Muda Penggerak se-Jawa Timur pada acara yang digelar H-7 sebelum penyelenggaraan Pilkada serentak pada 9 Desember mendatang.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Drama Saeguk, Drama Korea Berlatar Belakang Kerajaan
Sebagai informasi, pembicara yang datang ada 7 orang, seperti Iwan Kurniawan selaku Staff Khusus Presiden PKS Bidang Pemuda dan Kewirausahaan; Baidillah Barra berkapasitas sebagai Wakil Ketua Staff Khusus Presiden PKS/Presiden Tangan Di Atas (TDA) 5.0; Irwan Setiawan merupakan Ketua DPW PKS Jawa Timur; Ahmad Syaikhu selaku Presiden PKS; dr. Gamal Albinsaid yang baru saja diangkat menjadi Ketua Bidang Kepemudaan DPP PKS; Wawan Saktiawan sebagai Konten Kreator Somica SUCA 3; Ahmad Fuad selaku Ketua Korwil Persada Jawa Timur.
Dibuka oleh Iwan Kurniawan, menjelaskan secara gamblang mengenai perubahan sistem dunia yang terjadi setelah adanya pandemi. Hampir 2 milenium yang lalu, tahun 165-180, muncul wabah bernama Antoninus. Antoninus diambil dari nama Kaisar Romawi yang menjadi salah satu korban wabah di era tersebut, dampaknya membuat peradaban Romawi melemah, pusat peradaban berpindah ke Kontantinopel.
“Sekitar tahun 550-an, tepatnya 21 tahun sebelum kelahiran Rasulullah Saw. Terjadi wabah selama 2 abad, tahun 550-750, nama wabah tersebut Justinianus atau Yustinianus. Wabah itu lebih parah. Karena ada 200 juta korban meninggal dunia. Wabah membuat kejatuhan Romawi Timur dan merubah peradaban dunia. Kemudian muncul generasi Rasulullah Saw,” terang Iwan pada peserta meet up malam itu.
Secara ringkas, Iwan menyampaikan ada semacam pola sejarah yang terus berulang setelah terjadinya wabah, pandemi, atau penyakit yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Iwan mempertanyakan, tatanan dunia baru seperti apa yang akan terjadi setelah pandemi Covid-19 yang melumpuhkan aktivitas dunia.
“Nampaknya kita sekarang dipaksa masuk ke dunia digital. Penguasa bukan lagi sultan, raja, atau yang lain, penguasa adalah dia yang punya kecanggihan teknologi yang semua orang tidak bisa lepas darinya dalam menjalankan kehidupan. Seperti Facebook yang memunculkan mata uang sendiri, borderless, tanpa batas negara, kita dipaksa masuk ke dalam dunia digital semacam itu (setelah pandemi Covid-19),” pungkas Iwan.
Ahmad Fuad: dr. Gamal Simbol Pemuda yang Penuh Gagasan
Sementara itu, Ahmad Fuad, Ketua Korwil Persada Jawa Timur, menjelaskan mengenai sepak terjang Persada selama menjadi relawan pemenangan PKS yang didominasi kalangan pemuda yang memiliki potensi positif, berbakat dan memiliki semangat tinggi dalam memajukan digitalisasi terutama dalam bidang media sosial.
“TNI dan Polri itu kuat, karena mereka selalu kumpul dan apel dari pagi sampai sore. Kita di Persada ini selalu kumpul, diskusi bareng, bagaimana bisa mencapai goal dan membuat strategi jitu untuk memenangkan calon kita. Kita membuat webinar juga untuk memaksimalkan media sosial, anak muda memiliki kelebihan di media sosial,” jelas Fuad pada peserta meet up yang dipenuhi kalangan muda tersebut.
Fuad mengatakan bahwa Persada merupakan supporting system, tugas pokoknya adalah untuk membantu memenangkan partai, penggalangan massa dan media. Anak muda merupakan kunci kemenangan Pilkada, data pemilu yang diperoleh Iwan mengenai kontribusi pemuda terhadap Pilkada mencapai 53%, pemuda memiliki semangat dan gagasan. Salah satu simbol pemuda yang penuh dengan gagasan futuristik dan visioner adalah dr. Gamal Albinsaid, Ketua Bidang Kepemudaan DPP PKS.
Baca Juga: Tips dan Cara Efektif Membangun Komunikasi dengan Anak Sejak Usia Dini
“Kader pemuda PKS memiliki keunikan sendiri, karena kita adalah kader yang militan, luar biasa, solid, memiliki tradisi kerja kolektif, yang hampir tidak dimiliki oleh kader pemuda di partai-partai lainnya,” pungkas Fuad dalam pemaparannya.
Irwan Setiawan, juga ikut menambahkan mengenai pentingnya peran anak muda dalam menyelesaikan berbagai persoalan di tengah masyarakat. Jelas Irwan, anak muda bisa memberikan solusi-solusi dalam membantu problem solving yang terjadi kontemporer.
“Tentu, kita kalau kerja sendiri capek. Sekarang adalah era untuk kerja sama menjadi satu tim yang kuat. Tidak hanya sinergi, tapi juga kolaborasi. Mudah-mudahan, dengan Pilkada yang digelar 7 hari lagi, inshaa allah Pilkada PKS Jawa Timur bisa menang, matur suwun arek-arek Jawa Timur,” tutup Irwan dalam sesi ceramahnya.
Bagian utama dari meet up, hadirnya Presiden PKS dalam acara tersebut. Ahmad Syaikhu, memberikan presentasi tentang Bonus Demografi, sekitar 60-70 persen peradaban dunia didominasi oleh usia produktif dan anak muda. Ahmad Syaikhu mengajak peserta untuk memanfaatkan sebaik-baiknya momen ini dengan prestasi.
“Dalam QS Ar-Rum: 54, Allah menciptakan manusia dari keadaan lemah. Kemudian mulai bisa beranjak dari bayi ke anak-anak, memasuki puncak saat menjadi pemuda dalam masa kekuatan. Tapi ingat, masa kekuatan tidak berjalan selamanya. Setelah masa itu kembali lagi menjadi lemah, menjadi orang tua, beruban. Maka dari itu manfaatkan masa muda itu untuk berprestasi dan berjuang menjadi lebih baik,” pungkas Presiden PKS.
Ahmad Syaikhu optimis, adanya pemuda ini membuat PKS tidak kekurangan pemimpin. Di masa depan, harus bisa berjuang bersama dan mengentaskan anak muda dari belenggu kelemahan, susah mendapat kerja dan susah berprestasi, yang semua persoalan itu ingin diselesaikan oleh PKS secara bersama-sama.
Agenda meet up tersebut juga disegarkan dengan hadirnya Wawan Saktiawan, Konten Kreator Comica SUCA 3, di dalam komedinya, diselipkan pesan bahwa tidak perlu terlalu risau bila ada yang mengkritik kinerja. “Kita tidak perlu marah terhadap ucapan orang lain, tidak perlu emosi, santai saja, kita harus berdamai dengan kekurangan kita,” pesan Wawan di tengah para pemuda.
Baidillah Barra menguatkan kembali bahwa peran anak muda sangat krusial di dalam berbagai bidang. Termasuk di tubuh PKS sendiri. “Kantor Staff Presiden PKS diisi hampir 80-90 persen anak muda di bawah usia 40 tahun. Presiden PKS menjadi ruang bagi anak muda, apalagi dulu beliau mendapat julukan Bapak Komunitas. Ini memang kesempatan kita, program anak muda banyak kejutan dan manfaatnya,” pungkas Barra.
Sebagian besar pemuda tidak langsung menyukai politik. Barra menjelaskan bahwa pemuda lebih suka terhadap konten, sehingga perlu adanya fokus pembuatan konten yang disukai pemuda, lalu perlahan membuat pemuda menyukai politik.
“Saya berkomitmen denga Staff Khusus, mudah-mudahan dengan proyek bareng dr. Gamal bisa menjawab semua kebutuhan anak muda. Kita juga bisa konsen mulai ingin memunculkan penokohan, mulai menyiapkan pemimpin nasional berbasis daerah. Kita juga ingin ada perempuan punya talent yang bisa diangkat,” imbuh Barra.
Baca Juga: Agar Hari Lebih Berwarna, Anda Bisa Melakukan Tips-Tips Ini di Pagi Hari
Dalam sesi akhir, dr. Gamal Albinsaid, merupakan simbol pemuda pada meet up yang diadakan di lantai delapan, Pool Garden Papillio Hotel Surabaya. dr. Gamal membagikan satu value penting bernama IKIGAI, apapun yang dikerjakan perlu mengikuti konsep tersebut. Kerjakan apa yang disukai, kerjakan apa yang dikuasai, kerjakan apa yang dibutuhkan dunia dan bisa menghasilkan manfaat.
“Saya sangat suka dengan teori ini. Dulu saya punya impian jadi inspirator. Lalu lima tahun kemudian, saya diundang ke luar negeri untuk berbicara di antara 25.000 orang. Saya suka membuat inovasi baru di bidang kesehatan, sampai saya memeroleh berbagai apresiasi internasional. Mau tahu cara instan untuk sukses? Tidak ada teman-teman, kamu harus naik tangga dulu, kalau kita mau tumbuh, harus siap masuk ke dalam situasi tidak nyaman. Tanamkan dalam diri, push your limits,” pungkas dr. Gamal.
Kegiatan meet up tersebut selesai pukul 22.30 WIB, ditutup dengan pembacaan doa dan deklarasi pemuda-pemuda PKS secara bersama-sama. Agar tetap merawat semangat, potensi, prestasi dan bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. (Rangga Aji/gg)