Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring saat pandemi COVID-19 begitu dirasakan para siswa, guru, hingga orang tua siswa. Waktu yang lama di hadapan layar gawai hingga tugas menumpuk tak jarang memancing emosi anak dan orang tua. Lantas, bagaimana cara mengontrol emosi anak saat sekolah daring atau online ini?
Agar tak terbawa emosi saat belajar daring, ada trik yang dapat dilakukan baik anak maupun orangtua, yakni melalui latihan pernafasan diafragma.
Baca Juga: Cara Mengatasi Stres Berkepanjangan, Lakukan Hal-hal Berikut!
Danang Baskoro, Psikolog Klinis Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Menur mengungkapkan, latihan pernapasan diafragma dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan otot.
“Napas diafragma dapat mengurangi denyut jantung, tekanan darah, dan sekresi kortisol, yaitu hormon penyebab stres,” ujarnya kepada Basra, partner Tugu Jatim, Jumat (6/11).
Danang lantas menuturkan, agar dapat memanfaatkan teknik pernapasan untuk mengatasi stres dan kecemasan, penting untuk berlatih pernapasan dalam setiap hari.
Dia pun menjelaskan tekniknya. Pertama, cobalah untuk bernapas normal seperti biasanya dan letakkan satu tangan di atas perut dan tangan lainnya di dada. Kemudian ambil napas dengan perlahan lewat hidung, tahan dalam 5 hitungan untuk anak-anak dan 8 hitungan untuk orang dewasa.
Baca Juga: Mau Umrah saat Pandemi COVID-19? Simak Beberapa Syarat Berikut!
Biarkan dada dan perut bawah mengembang sampai merasa tangan ikut naik. Ini artinya diafragma sedang bergerak ke bawah untuk memberi ruang bagi paru-paru agar terisi penuh dengan udara beroksigen. Biarkan perut mengembang hingga mencapai kapasitas paling maksimalnya.
“Tahan napas dan kemudian buang napas perlahan lewat mulut atau bisa lewat hidung jika merasa ini yang lebih nyaman. Sama ya, dalam 5 hitungan untuk anak dan 8 hitungan untuk orang dewasa. Kemudian napas biasa sebanyak 3 kali. Ulangi selama beberapa menit,” jelasnya.
Melatih teknik pernapasan dalam setiap hari, kata Danang, akan membiasakan tubuh untuk bernapas dengan cara yang benar. Dengan begitu, ketika berada dalam situasi stres, seseorang akan secara naluriah menggunakan teknik pernapasan ini untuk mengatasi stres.
Mengontrol emosi baik saat sekolah secara daring atau tidak sangat penting. Karena ketika seseorang marah maka sistem saraf memicu berbagai reaksi biologis salah satunya adalah melepaskan hormon adrenalin yang membuat detak jantung dan napas lebih cepat, serta produksi keringat meningkat.
Baca Juga: Banyak Peminat, KBRI London Dorong Bahasa Indonesia jadi Bahasa Internasional
Selain itu, kadar hormon hormon stres dan tekanan darah pun meningkat, pupil mata membesar, dan mungkin mengalami sakit kepala secara tiba-tiba.
“Hal tersebut memungkinkan kita bereaksi dengan cepat, tetapi bisa juga membuat kita tidak berpikir lurus dan melakukan sesuatu yang mungkin akan disesali kemudian,” ingatnya. (Basra/gg)
Sumber Artikel: Berita Anak Surabaya (Basra)